Muqadimah:

Assalamu'alaikum wr.wb."Amal Ma'ruf nahi Mungkar" adalah Tujuan awal Saya membuat Blog ini.. Tanpa bermaksut Menggurui, ataupun merasa lebih suci.. Saya hanya Berharap banyak Pembaca yg mengambil manfaat dari Blog ini, sehingga menjadi ilmu dan Amal bagi Pembaca dan Jariah Ilmu buat saya. Tapi maaf karena saya bukan Ustad ataupun Kyai, dan karena dangkal nya ilmu Saya, postingan di Blog ini banyak saya ambil Dari Sumber yang lain, yang tentu Ilmu nya Lebih kopenten daripada saya. sekali lagi Semoga bermanfaat. Wassalam... Arief Apriyanto

JADWAL WAKTU SHALAT
PADANG :


Senin, 29 Februari 2016

Aku Bersyukur Ibuku Meninggal..


Ia berjalan ke arah kerumunan makam ibunya dikuburkan dengan langkah yang penuh kepercayaan diri tanpa sedikitpun terlihat air mata di membekas pipinya. Orang-orang yang hadir di acara tersebut menyalaminya dan mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya wanita tercinta yang telah membesarkannya.
Hampir tak ada sedikitpun rasa kesedihan di wajahnya. Dan senyumnya yang ramah itu menimbulkan tanda tanya di benak para pelayat, termasuk saudari satu-satunya.
Dia berdiri di tepi kuburan menatap liang lahat seolah-olah ingin mengukur luasnya. Lalu masuk kedalam, membantu pemakaman ibunya meski tanah basah mengotori jas yang dikenakannya. Sesekali dia tersenyum menatap wajah ibunya yang kaku dan tak bisa lagi membuka matanya. Dan sekali lagi, tidak adanya kesedihan diwajahnya menimbulkan pertanyaan, ‘Ada apa antara dia dan ibunya?’.
Orang-orang telah pergi meninggalkannya yang masih berdiri di tepi kuburan sang ibu. Saudarinya pun telah dimintanya untuk pergi duluan mengurus suami dan anak-anaknya. Sementara dia tetap berdiri disana, sendirian, namun sekali lagi, tanpa sedikitpun kesedihan. Sesekali dia tersenyum seakan ibu melihatnya dari dalam.
“Boleh saya bertanya, nak?” Sapaan pak ustadz dari belakang mengagetkannya.
Dia menoleh kebelakang dan mengangguk kecil sambil tersenyum.
Pak ustadz lalu berdiri disebelah kanannya, “Saya hanya ingin meluruskan rasa penasaran warga padamu, ada apa antara kamu dan ibumu?”
“Maksudnya pak?”
“Yaaah, kami tidak melihat sedikitpun rasa sedih di wajahmu.”
Sekali lagi dia tersenyum dan menatap pusara sang ibu, “Ayahku meninggal saat aku masih remaja, dan dia ayah yang sangat baik meski bekerja pas-pasan. Dia melindungi kami dari apapun yang merusak lahir dan batin kami. Tapi aku adalah anak pembangkang.”
“Di hari terakhir ayahku, aku bertengkar hebat dengannya dan bahkan meyumpahinya hanya karena dia tak membelikan aku handphone yang kuinginkan. Aku takkan lupa saat ayahku selesai dikuburkan, pak ustadz. Ibuku menangis setiap harinya, tubuhnya melemah dan mengurus. Namun dia tak berhenti berkeliling menjajakan bakwan keseluruh kampung meski beberapa bakwan yang terjual itu terasa asin bercampur dengan air matanya.”
“Aku melihatnya setiap saat pak, dan aku tidak bisa berhenti menyalahkan diriku yang telah membawa kekecewaan di wajah ayahku saat dia meninggal. Sejak itu, aku meyakinkan diriku bahwa suatu hari nanti ibuku akan mengalami hal yang sama. Dia akan meninggal, dia akan meninggal, dan dia akan meninggal. Dan itu hanya masalah waktu.”
“Pikiran itu terus menghantuiku dan memaksaku harus melakukan sesuatu. Aku tak bisa lagi melakukan kesalahan yang sama seperti pada ayahku. Aku mengubah semua tentang hidupku, baik duniaku maupun agamaku, karena setiap harinya aku berpikir mungkin besok adalah hari terakhir ibuku. Hingga aku berada di posisi seperti ini, pak ustadz.”
*.Aku bersyukur, ibuku meninggal ketika aku tidak lagi membebani hidupnya.
*.Aku bersyukur, ibuku meninggal setelah aku memberinya cucu yang sehat dan berbakti.
*.Aku bersyukur, ibuku meninggal saat masa tuanya hanya tinggal memikirkan ibadah.
*.Aku bersyukur, ibuku meninggal saat aku sudah bisa menghajikannya memakai uang dari keringatku.
*.Aku bersyukur, ibuku meninggal dengan menepuk dada setiap kali dia bercerita tentangku dan saudariku.
*.Aku bersyukur, ibuku meninggal di rumahnya dan bukan di kontrakannya.
*.Aku bersyukur, ibuku meninggal sekarang ini, pak ustadz.
*.Aku bersyukur, ibuku meninggal penuh kebahagiaan karena aku dan saudariku selalu menghubunginya setiap hari menanyakan kabarnya dan menceritakan kabar kami.
Dia mulai meneteskan air mata, dan mulai mengalir deras, meski bibirnya terus menerus mengukirkan senyum yang menyejukkan.
“Dan aku bersyukur, pak ustadz. Aku bersyukur, ibuku meninggal tanpa membawa kekecewaan ke alam sana dan yakin bahwa aku dan saudariku akan terus memberinya kebanggaan. Penyesalanku sekarang, aku harus bersabar untuk melihat senyumnya dan mendengar tawanya lagi.”

Kalahnya Seorang Ahli Ibadah Dalam Perkelahian Melawan Setan


Dikisahkan dalam kitab Ihyaaul Uluum bahwa ada Abid dari kalangan Bani Israil yang senantiasa sibuk dengan beribadah. Suatu ketika datang serombongan manusia kepadanya yang mengadukan bahwa di daerah tempat mereka tinggal ada suatu kaum yang menyembah pohon. Kaum itu begitu mengagung-agungkan pohon tersebut hingga memberikan segala macam persembahan di bawah pohon.
Mendengar hal itu, si Abid begitu marah. Ia mengambil sebilah kapak hendak menebang pohon yang dijadikan sesembahan tersebut. Di tengah perjalanan, dia bertemu dengan seorang kakek tua (perwujudan dari setan golongan jin) yang berkata,“Mau kemana engkau?”.
“Aku hendak menebang pohon yang dijadikan Tuhan dan disembah oleh para manusia itu”. Jawab si Abid.
“Mengapa engkau lakukan itu? Engkau tinggalkan ibadahmu untuk suatu perbuatan yang sia-sia, bukankah lebih baik engkau lanjutkan ibadahmu?”.Bujuk si orang tua.
“Ini juga ibadah”Jawab si Abid.
Lalu orang tua itu berkata,“Tidak, Aku tidak akan membiarkan engkau menebang pohon itu!”
Maka terjadilah perkelahian fisik antara si Abid dan orang tua yang merupakan perwujudan setan itu. Si Abid berhasil mengalahkan si orang tua, menjatuhkannya, kemudian menduduki dadanya. Setan menyadari kelemahan dan kekalahannya, lalu ia pun melancarkan bujukannya,“Dengarkanlah kata-kataku”.Si Abid pun melepaskannya
“Bukankah Tuhanmu tidak memerintahkanmu untuk menebang pohon itu? Pohon itu tidak mengganggu ibadahmu dan engkau pun tidak akan menyembahnya. Sebelumnya, Tuhan telah mengutus para Nabi, jika Dia mau maka Dia pun akan mengutus para Nabi-Nya untuk menebang pohon itu”.
Si Abid menjawab,“Aku harus menebang pohon itu. Sesukamulah, apa yang akan engkau lakukan kepadaku”.
Maka terjadilah perkelahian untuk kedua kalinya. Dan untuk kedua kalinya pula si Abid menang melawan setan berwujud orang tua itu dan kembali menduduki dadanya. Kemudian syetan kembali melancarkan bujukannya,“Dengarkanlah! Aku akan menyampaikan kata-kata terakhir yang akan menguntungkanmu.”
“Silahkan”. Kata si Abid.
Setan berkata kepadanya,“Bukankah engkau orang miskin? Dan tidak pernah bisa beribadah dengan menggunakan hartamu? Jika engkau membiarkan pohon itu, niscaya aku akan memberikan tiga dinar uang mas setiap hari. Engkau akan mendapatkannya dari bawah bantalmu setiap hari. Dengan demikian segala keperluanmu dapat terpenuhi, engkau dapat menunaikan hak keluargamu, dapat menolong fakir miskin dan engkau dapat mempergunakannya untuk mengerjakan amal baik yang menguntungkan. Apabila engkau tetap akan menebang pohon itu, engkau hanya akan mendapatkan satu pahala, kemudian para penyembah pohon itu tentunya akan mencari pohon yang lain pula.”
Ternyata bujukan setan itu berhasil menawan hati dan pikiran si Abid yang akhirnya menerima tawarannya. Maka sesuai dengan perjanjian, si Abid mendapatkan uang sebanyak tiga dinar pada dua pagi berturut-turut. Akan tetapi pada hari berikutnya, uang itu tidak didapatinya lagi. Si Abid sangat kesal, lalu mengambil kapak dan berjalan menuju pohon tadi. Orang tua (jelmaan setan) itu pun kembali menghalangi si Abid.
“Hendak kemana kau?”Kata setan
“Aku hendak menebang pohon itu.”Jawab si Abid
“Kini engkau tidak akan berdaya menebang pohon itu.”Setan itu berkata dengan entengnya.
Setelah itu keduanya pun berkelahi dan kali ini si Abid lah yang kalah oleh setan. Ia terjatuh dan setan menduduki dadanya. Si Abid pun terkejut dan bertanya mengapa ia bisa kalah padahal dahulu ialah yang mengalahkan orang tua jelmaan setan tersebut.
Setan kemudian berkata,“ Dahulu engkau mengalahkan aku karena engkau berjuang semata-mata karena Allah, tetapi sekarang aku dapat mengalahkanmu karena engkau berjuang demi uang.”
Si abid pun bersedih bukan kepalang dan memohon ampun kepada Allah.
Hikmah dari kisah tersebut menjelaskan bahwa sesungguhnya amalan yang ikhlas karena Allah Ta’ala akan memiliki kekuatan yang lebih besar meski hanya satu amalan saja. Sementara amalan yang hanya bertumpu kepada materi semata akan lemah walaupun dengan dengan harta itu ia bisa melakukan bermacam-macam kebaikan.
Semoga kita semua bisa beribadah ikhlas karena Allah Ta’ala dan tidak menganggap remeh suatu amalan shaleh.

Wallahu A’lam

Perang Akhir Zaman Akan Menggunakan Senjata Tradisional..?


HANCURNYA bangsa Yahudi merupakan salah satu dari tanda-tanda datangnya hari kiamat. Hal ini bermula dengan sebuah peperangan besar yang melibatkan banyak bangsa di dunia termasuk bangsa Israel. Sebelum terjadi peperangan ini, terdapat beberapa peristiwa lain yang membawa kepada terjadinya peperangan ini menurut kronologi hadis akhir zaman hasil kajian ilmuan Islam.
Pertempuran dahsyat ini dikenal sebagai Armageddon, di mana lokasi utama perang ini adalah di lembah Megiddo atau Mageddon, Palestina. Mungkin ada yang menganggap Perang Armageddon hanyalah sebuah film rekaan Hollywood belaka. Kenyataannya, Hollywood yang disokong oleh Yahudi memang ingin menyamarkan fakta tentang Armageddon ini melalui propaganda film. Padahal di kalangan para ahli kitab mereka telah mengkaji tentang peperangan ini dan senantiasa bersiap sedia untuk menghadapinya.
Disebutkan dalam Kitab Zakharia (89/13), bahawa sebahagian besar bangsa Yahudi akan mati dalam perang Armageddon dan dua pertiga dari mereka akan musnah. Sedangkan dalam kitab Zagiyal (12/39) disebutkan :”Akan berlangsung tujuh bulan sehingga rumah Israel berhasil mengubur mereka (orang-orang mereka yang terbunuh) sebelum membersihkan bumi”.
Sebutan Armageddon sebenarnya tidak terdapat dalam Hadis manapun. Hanya disebut dalam kajian-kajian Kristen dan Ahli Kitab. Menurut bahasa Ibrani, Ar bermaksud gunung atau bukit. Mageddo pula adalah nama sebuah lembah di Palestina. Sebuah tempat yang cukup strategis dari segi peperangan. Perang ini juga dikatakan sebagai perang terakhir dengan menggunakan seluruh kekuatan pelbagai peralatan senjata moden yang canggih. Mungkin perang itu adalah Perang Dunia ketiga yang disebut-sebut sebagai Perang Nuklir.
Banyak yang mengatakan bahwa dalam Perang Dunia Ketiga, bom nuklir akan digunakan. Ada diceritakan juga dalam kitabBahrul Mazi. Perang Dunia Ketiga yang diramal akan berlaku dalam tempo yang singkat. Tetapi, kemusnahannya amat dahsyat. Sehingga dikatakan dunia selepas itu akan kembali menjadi seperti Zaman Pertengahan di mana bala tentara hanya akan menunggang kuda serta bersenjatakan pedang seperti perang zaman dahulu.
“Jika Perang Dunia Ketiga adalah berjuang dengan senjata nuklir, yang keempat akan diperjuangkan dengan busur dan anak panah.” – Louis Lord Mountbatten
“Saya tidak tahu dengan apa senjata Perang Dunia Ketiga akan diperjuangkan, tetapi Perang Dunia Keempat akan diperjuangkan dengan kayu dan batu.” – Albert Einstein
Apakah Einstein dan Mountbatten hanya kebetulan mengatakan ini? Konon, ini disebabkan teknologi semua tidak boleh digunakan lagi pada masa itu karena EMP (electromagnetic pulse) senjata nuklir itu sendiri terjadi ketika Perang Dunia Ketiga. Jadi, kekuatan bala tentara ketika Perang Dunia Keempat nanti adalah seimbang dan tidak berat sebelah karena semuanya menggunakan peralatan perang yang sama.
Malah, ada sebahagian hadis yang menekankan akhir zaman nanti akan berlakunya perang menggunakan pedang dan Dajjal akan disembelih dengan pedang. Hadis Nabi juga ada menyebut, Yahudi Zionis akan bersembunyi di balik-balik batu dan kayu dan hanya selamat di belakang pohon Yahudi yaitu pohon Gharqad, yang banyak di tanam sekarang di Israel.
“Tidak akan berlaku kiamat sehinggalah seluruh umat Islam berperang dengan seluruh Yahudi. Umat Islam akan membunuh mereka sehinggakan apabila mereka bersembunyi di sebalik batu dan pohon, tiba-tiba pokok-pohon dan batu-batu itu bersuara menjerit memanggil umat Islam agar datanglah kamu ke sini dan bunuhlah orang-orang Yahudi itu, kecuali pohon ‘Gharqad’, kerana ia adalah pohon Yahudi”.

(Hadith Sahih riwayat Al-Bukhari dan Muslim). [szlihin]

Dari Iran Muncul Dajjal?


DAJJAL adalah fitnah (cobaan, kesesatan, huru hara, dan kekufuran) terbesar yang akan muncul di akhir zaman.
Tiada seorang nabi pun yang diutus ke muka bumi kecuali telah mengingatkan manusia akan fitnah Dajjal.
Dari Anas bin Malik t berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Tiadalah Allah mengutus seorang nabi pun kecuali pasti para nabi itu telah mengingatkan umatnya akan orang yang buta sebelah lagi pendusta, ingatlah sesungguhnya Dajjal itu buta sebelah dan sesungguhnya Rabb kalian tidaklah buta sebelah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin—rahimahullaah—mengatakan, “Fitnah yang paling besar di muka bumi sejak Allah ciptakan Adam adalah fitnah Dajjal. Karena itu, tidak ada seorang nabi pun sejak nabi Nuh sampai Muhammad kecuali mereka sudah mengingatkan kaumnya akan bahaya Dajjal, sebagai peringatan darinya.” (Al-Majmu’ Ats-Tsamiin II/175).
Di antara kiat yang diajarkan Rasulullah r kepada umatnya agar terhindar dari fitnah Dajjal yang begitu dahsyat adalah memohon perlindungan kepada Allah I ketika shalat, pada saat tasyahud akhir, sebelum salam dengan doa: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksaan kubur, siksa neraka Jahanam, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta dari kejahatan fitnah al-Maasih ad-Dajjal.” (HR.Muslim).
Dari Mana Dajjal Akan Muncul?
Mari kita simak beberapa hadits berikut:
Dari Fatimah binti Qais—radhiyallahu ‘anha—bahwa beliau pernah mendengar Nabi shallallahu bersabda: “Tidaklah dia (Dajjal) di laut Syam, atau laut Yaman.Tidak! Tetapi dari arah timur. Dia dari arah timur, dia dari arah timur.” Dan beliau berisyarat dengan tangannya ke arah timur.” (HR. Muslim no. 2942).
Dari Abu Bakr ash-Shidiq t, bahwa Rasulullah r pernah bersabda: “Dajjal keluar dari daerah timur, namanya Khurasan.” (HR. Timidzi 2237 dan dishahihkan al-Albani dalam Shahih Jami’ ash-Shaghir).
Khurasan
Satu wilayah yang luas di sebelah timur Jazirah Arab. Saat ini, yang termasuk wilayah Khurasan: Nishapur (Iran), Herat (Afganistan), Merv (Turkmenistan), dan berbagai negeri di Selatan sungai Jihun (sungai Amu Darya). (Mu’jam al-Buldan, 2:350).
Dari Anas bin Malik t, Rasulullah r bersabda: “Dajjal akan keluar dari daerah Yahudiyah Asbahan. Dia bersama 70 ribu orang Yahudi.” (HR. Ahmad).
Asbahan
Sering juga disebut Asfahan. Termasuk wilayah Iran, 340 km di selatan Teheran.
Bukhtanshar menyerang Baitul Maqdis dan menjadikan penduduknya sebagai tawanan, bersama orang Yahudi, kemudian mereka ditempatkan di Asfahan. Akhirnya wilayah tersebut dinamakan kampung Yahudiyah. Ibu kota Asfahan saat ini adalah Yahudiyah (Mu’jam al-Buldan, 1:208).
Hanya saja, fenomena kehadiran Dajjal mulai semarak di kalangan umat manusia, setelah dia berada di daerah antara Irak dan Syam (kawasan 4 negara: Suriah, Palestina, Libanon, dan Yordania).
Dari Nawwas bin Sam’an t, bahwa Rasulullah bersabda: “Dajjal keluar di daerah antara Syam dan Iraq. Kemudian dia membuat kerusakan di sebelah kanan dan kirinya. Wahai hamba Allah! Kuatkan iman kalian!” (HR. Muslim 2937 dan Ibn Majah 4075).

Al-Hafidz Ibnu Katsir mengatakan: “Pertama mulai munculnya Dajjal di Asbahan, tepatnya di dataran bebatuan, yang dinamakan kampung Yahudiyah. Dajjal dibela oleh 10 ribu orang yahudi dari penduduk Ashbahan.” (An-Nihayah fi al-Fitan wa al-Malahim, Hal. 59).
Asfahan ataukah Khurasan?
Jika Anda perhatikan peta negara Iran, Khurasan dan Asfahan berhimpit di bagian timur laut wilayah Iran. Kita tidak tahu pasti awal kali Dajjal muncul di titik yang mana. Yang jelas, di dua daerah, pertama kali Dajjal muncul dan mendapatkan banyak pengikut.
Dan benarlah apa yang disabdakan Nabi r. Catatan dari Frances Harrison dari BBC News, yang dilansir pada September 2006, bahwa di Teheran ada sekitar 25 ribu Yahudi di negeri Iran.
Meskipun lagaknya melawan Zionis, tapi Iran menjadi tempat yang aman bagi Yahudi. Pemimpin komunitas Yahudi Iran, Mr. Hammami mengaku bahwa Khameini membedakan antara Yahudi dan Zionis, dan dia mendukung kami. Bahkan Presiden Iran saat ini, Ahmadi Nejad yang banyak dielu-elukan oleh masyarakat muslim adalah keturunan Yahudi.
Dari sinilah Anda bisa mendapatkan jawaban, mengapa Dajjal muncul di Iran. Lebih dari itu, ada kejadian aneh bin ajaib lainnya, di saat Iran koar-koar anti Yahudi, pernahkah Anda mendengar ada warga Palestina diizinkan mengungsi ke Iran?
Kembali ke topik keluarnya Dajjal, sebagian orang berkata Dajjal akan keluar dari Segitiga Bermuda. Yang benar, Dajjal keluar bukan di Segitiga Bermuda. Itulah yang kita yakini. Itulah akidah kaum muslimin. Dajjal muncul di Asfahan bagian dari negeri Iran, yang saat ini menjadi negeri Syiah.Wallahu A’lam.

[Sumber: Buletin Dakwah AL-FIKRAH STIBA Makassar

Di Akhir Zaman, Hindari Pekerjaan-Pekerjaan Ini..

DARI Abu Hurairah ra dari NabiShallallahu ‘Alaihi wa Sallam,beliau bersabda: “Benar-benar akan datang kepada manusia suatu masa, pada saat itu orang tidak lagi mempedulikan dari mana ia mendapatkan harta kekayaan, apakah dari jalan yang halal ataukah jalan yang haram. “1)
Musibah, bencana alam, keserakahan manusia, gaya hidup hedonis yang tamak dan rakus, semuanya merupakan pemicu munculnya ketidakseimbangan, baik pada alam maupun secara sosial. Dari sudut pandang sunnatullah, semua itu merupakan bentuk ujian yang Allah berikan kepada setiap manusia. Namun, dari sudut pandang human’s behaviour (perilaku manusia), maka semua musibah itu adalah akibat tingkah laku mereka.
Semua bencana itu akan berimbas pada problem kemanusiaan. Ekonomi merosot, persediaan pangan terancam, lahan pekerjaan menjadi sempit, sementara kebutuhan manusia terus berjalan dan cenderung melonjak, baik karena faktor pertambahan penduduk maupun berubah gaya hidup manusia yang cenderung materialistik.
Dalam kondisi seperti itu, sering kali manusia menjadi gelap mata manakala kebutuhan mereka tidak terpenuhi. Perut yang lapar dan tuntuan hidup orang-orang yang ditanggungnya (anak dan istri), mau tidak mau akan memaksa mereka untuk menempuh jalan yang mungkin saja berujung pada sikap menghalalkan segala cara; yang terpenting perut bisa diganjal, anak dan istri tidak lagi menangis kelaparan dan kebutuhannya terpenuhi.
Inilah kondisi di mana hari ini kita hidup. Faktor kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin tidak dipungkiri menjadi pemicu lahirnya keinginan manusia untuk mencari keadilan dengan cara-cara haram.
Orang-orang kaya yang hobi pamer kekayaan dan sering menjual gaya hidupnya kepada orang-orang miskin, ‘telah menambah dorongan mereka untuk melakukan apapun asal mereka bisa menikmati seperti yang selama ini mereka tonton. Maka, betapa tepatnya kondisi saat ini dengan apa yang dinubuwatkan oleh RasulullahShallallahu ‘Alaihi wa Sallamdalam riwayat di atas.
Rezki Allah itu sangat luas
Pameo klasik yang mengatakan bahwa ‘mencari yang haram saja sulit, apalagi yang halal’ jelas merupakan sebuah alasan yang klise dan absurd, meski realitanya demikian. Sesungguhnya mata pencaharian itu sangat banyak ragamnya. Selama ia merupakan sesuatu yang halal, baik, dan tidak melanggar ketentuan syariat, maka ia adalah pekerjaan yang diberkahi.
Seorang muslim boleh melakukannya. Apabila pekerjaan tersebut berupa sebuah kemaksiatan, kemungkaran, kezaliman, kecurangan, penipuan, atau pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan umum syariat, maka ia adalah pekerjaan yang haram, meskipun menghasilkan harta kekayaan dalam jumlah yang banyak. Seorang muslim wajib menjauhi dan meninggalkannya.
Hindari pekerjaan-pekerjaan ini:
RasulullahShallallahu‘Alaihi wa Sallamtelah memperingatkan umatnya untuk mewaspadai pekerjaan-pekerjaan yang haram ini. BeliauShallallahu ‘Alaihi wa Sallammenyebutkan salah satu tanda rusaknya akhlak umat manusia dengan ketidakpedulian mereka terhadap cara mencari harta kekayaan. Di antara mata pencaharian yang dilarang adalah:
a. Pekerjaan yang berupa kesyirikan dan sihir, seperti perdukunan, paranormal, ‘orang pintar’, peramal nasib, dan hal-hal yang sejenis dan semakna dengannya.
b. Pekerjaan yang berupa sarana-sarana menuju kesyirikan, seperti menjadi juru kunci makam, membuat patung, melukis gambar makhluk yang bernyawa, dan hal-hal yang sejenis dan semakna dengannya.
c. Memperjual belikan hal-hal yang diharamkan oleh syariat, seperti bangkai, babi, darah, anjing, patung, lukisan makhluk yang bernyawa, minuman keras, narkotika, dan lain sebagainya.
Dari Abu Mas’ud al-Anshari ra bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melarang harta dari harga penjualan anjing, upah wanita pezinaan, dan upah seorang dukun. 2)
Dari Abu Juhaifah ra ia berkata: “Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah melarang harta hasil penjualan darah, penjualan anjing, upah budak perempuan yang dipekerjakan untuk berzina (upah mucikari). Beliau melaknat perempuan yang membuat tato, perempuan yang meminta ditato, orang yang memakan harta riba, orang yang memberikan riba, dan orang yang membuat patung.”3)
Dari Jabir bin Abdillah ra bahwasanya ia telah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda di Mekah pada tahun penaklukkan Mekah: “Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkan penjualan khamer, bangkai, babi, dan patung.” Maka ada seseorang bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat Anda tentang menjual lemak bangkai, karena ia bisa digunakan untuk mengecat perahu, meminyaki kulit, dan orang-orang biasa mempergunakannya untuk minyak lampu penerangan?” Maka beliau menjawab: “Tidak boleh menjualnya, ia tetap haram.”
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam lantas bersabda: “Semoga Allah memerangi kaum Yahudi. Ketika Allah mengharamkan atas mereka lemak bangkai, mereka mencairkannya lalu menjualnya dan memakan harganya.”4)
Dari ‘Aisyah radiyalaahu ‘anhuma ia berkata: “Ketika diturunkan ayat-ayat di akhir-akhir surat Al-Baqarah tentang riba (ayat 275 dst) , Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam keluar ke masjid dan membacakannya kepada masyarakat. Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kemudian mengharamkan perdagangan khamer, minuman keras.5)
d. Memakan harta riba.
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan tinggalkanlah riba yang masih ada pada diri kalian, jika kalian benar-benar beriman. Jika kalian tidak mau melakukannya, maka terimalah pengumuuman perang dari Allah dan Rasul-Nya. ” (QS Al-Baqarah [2] :278-279).
e. Menimbun bahan-bahan perdagangan di saat harganya murah dan dibutuhkan oleh masyarakat dengan tujuan meraih keuntungan yang berlipat ganda pada saat harganya melambung tinggi. Dari Ma’ mar bin Abdullah al-Anshari ra dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau bersabda:
“Barang siapa menimbun, ia telah berbuat salah.” Dalam lafal yang lain: Tidak ada orang yang melakukan penimbunan selain orang yang berbuat salah. “6)
Dari Umar bin Khathab ra , ia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Barangsiapa menimbun bahan makanan yang dibutuhkan oleh kaum muslimin, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menimpakan penyakit lepra dan kebangkrutan kepadanya. “7)
f. Perjudian.
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamer (minuman keras), perjudian, berkurban untuk berhala-berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan, maka jauhilah oleh kalian perbuatan-perbuatan tersebut agar kalian mendapatkan keberuntungan.
Sesungguhnya setan bermaksud menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kalian lantaran meminum khamr dan melakukan perjudian dan menghalang-halangi {melalaikan} kalian dari dzikir kepada Allah dan dari shalat. Maka mengapa kalian tidak mau berhenti? (QS Al-Maidah [5]: 90-91).
g. Memakan harta anak yatim secara dzalim.
Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara dzalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). (QS An-Nisa’ [4): 10).
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian saling memakan harta sesama kalian dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kalian. (QS An-Nisa’ [4]: 29).
i. Mencuri, mencopet, menjambret, dan merampok.
Pencuri laki-laki dan pencuri perempuan, maka potonglah (pergelangan) tangan-tangan mereka sebagai hukuman dari Allah atas kejahatan mereka. (QS Al-Maidah [5]: 38).
j. Mengurangi timbangan dan takaran.
Kecelakaan bagi orang-orang yang melakukan kecurangan dalam timbangan, yaitu kalau menakar milik orang lain untuk dirinya, ia meminta disempurnakan. Namun, apabila mereka menakar barang dagangan mereka untuk orang lain, ia merugikan orang lain (dengan mengurangi takaran). (QS Al-Muthaffifin: 1-3).
k. Korupsi dan penipuan terhadap rakyat.
Dari Ma’qil bin Yasar ra ia berkata: Saya mendengar Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah bersabda: “Tidak ada seorang hamba pun yang diberi amanat oleh Allah untuk menjadi pemimpin sebuah masyarakat lalu ia tidak memimpin mereka dengan ketulusan (kejujuran), kecuali ia tidak akan mendapatkan bau surga.” Dalam lafal Muslim: “… kecuali Allah mengharamkan surga atasnya. “8)
l. Menunda-nunda pembayaran gaji buruh dan karyawan atau mengurangi hak-hak mereka.
Dari Abu Hurairah ra dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau bersabda: “Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman ‘Ada tiga golongan yang Aku menjadi musuh mereka; orang yang memberikan sumpah setia dengan menyebut nama-Ku lalu ia mengkhianati, orang yang menjual orang merdeka lalu ia memakan hasil penjualannya, dan orang yang mempekerjakan seorang buruh lalu si buruh menuntaskan pekerjaannya sementara ia tidak mau membayarkan upahnya.”9)
_________
1. HR. Bukhari : Kitab al-buyu’ bab man lam yubali min haitsu kasaba al-mal no. 2059 bab qauluhu ta’ala Ali Imran : 130 no. 2083, An-Nasa’i dan Ahmad. ‘
2. HR. Bukhari : Kitab al-buyu’ bab tsaman al-kalb no. 2237,.
3. HR. Bukhari : Kitab al-buyu’ bab mukil al-riba no. 2086, bab tsaman al-kalb no. 2238.
4. HR. Bukhari : Kitab al-buyu’ bab bai’i al-maitah wa al-ashnam no. 2236″ 90 HR. Bukhari : Kitab al-shalat bab tahrim tijarat al-khamr fi al-masjid no. 459.
5. HR. Muslim: Kitab al-musaqat bab tahrim alihtikar fi al-aqwat no. 1605,.
6. HR. Ibnu Majah : Kitab al-tijarah bab al-hukrah wa al-jalb no. 2155. AI-Hafizh Ibnu Hajar berkata: sanadnya hasan.
7. HR. Bukhari : Kitab al-ahkam bab man ustur’iya ra’iyah falam yanshah lahum no. 7150 Muslim: Kitab al-imarah bab fadhilat al-imam al-‘adil wa ‘uqubat al-jaair no. 1831. ‘ .
8. HR. Bukhari: Kitab al-buyu’ bab itsm man ba’a hurran no. 2227.
(Sumber: Akhir Zaman: Abdur Rahman Al-Wasithi, Dari: 100 Hadits Tentang Nubuat Akhir Zaman, Az-Zahra Mediatama, Hal. 102-108)

Tidak Percaya Akhirat..? Ini Akibatnya..

MANUSIA mengira dengan menikmati kenikmatan hidupnya di dunia, mereka menganggap bahwa mereka akan hidup selamanya. Padahal keyakinan tersebut meniadakan akhirat tempat yang sesungguhnya akan mereka tempati.
Rutinitas manusia sehari-hari yang bersifat duniawi pun seringkali membuat banyak orang yang lupa kalau dia akan mati. Al-Qur’an pun sebagai pedoman kita dapat dijadikan petunjuk hidup kita, sebagaimana dijelaskan mengenai peringatan kematian bagi setiap manusia yang bernyawa:
“Dan mereka berkata: “Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa”, dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja,” (QS. Al-Jatsiah: 24).
Sebagai Muslim, kita harus ingat pada akan kematian karena cepat atau lambat, kita akan sampai pada kematian, dan mati itu sendiri bukanlah akhir dari segalanya, tapi justru kematian itu adalah awal dari kehidupan yang panjang, yaitu kehidupan akhirat yang merupakan pertanggung jawaban dan hasil dari kehidupan dunia yang fana ini.
Meyakini pada kehidupan akhirat menjadi sumber pengingat seorang manusia dalam menggapai mati husnul khotimah. Namun bagaimana dengan seseorang yang akan mengakibatkan seseorang jauh dari keyakinan kehidupan akhirat?
Manusia yang tidak meyakini kehidupan akhirat akan mengakibatkan dirinya kepada jurang yang menyengsarakan dirinya di akhirat kelak. Akibat yang pertama manusia akan merasa bebas dengan aturan bahkan prinsip bebas yang akan dijalaninya, sehingga bisa menjadi faktor timbulnya kerusakan moral dan akhlak masyarakat.
Akibat yang kedua pandangan yang akan dituju pada imblannya hanya bersifat duniawi, akibatnya segala sesuatu, baik atau tidak, bermanfaat atau mudharat selalu dilihatnya dari kaca mata duniawi, dari hal-hal yang sifatnya materi, sehingga sangat berkembang pemikiran dan prilaku yang menunjukkan sikap materialis.
Begitu pentingnya keimanan kepada adanya hari akhirat atau kehidupan sesudah kematian di dunia ini, maka setiap Muslim harus berusaha untuk selalu ingat kepada kematian. Salah satu alternatif kita bisa melakukannya dengan ta’ziah kepada orang yang mati, mengurus jenazah, ziarah kubur, menjenguk orang sakit, membaca riwayat hidup orang-orang yang bercita-cita tinggi untuk mati di jalan Allah dan melaksanakan berbagai peribadatan di dalam islam merupakan di antara cara-cara untuk ingat akan mati.
Pada kesimpulannya kematian pada seseorang merupakan nasihat pada kita bahwa cepat atau lambat kita pun akan mati seperti dia (orang yang meninggal).
Sumber:Menuju Umat Terbaik/Karya: As’ad Najmuddin

Neraka Jahannam...? Seperti Ini Gambarannya..!

SIAPA di antara kita yang mau memasuki tempat yang satu ini? Tentu, orang jahat sekali pun tidak menginginkan tinggal di neraka, apalagi memasuki neraka jahannam. Padahal, orang-orang yang masuk ke dalamnya adalah orang-orang terpilih lho. Ya, merekalah yang tidak taat kepada perintah Allah dan Rasul-Nya, yang termasuk ke dalam kategori orang terpilih itu. Sebenarnya, seperti apa ya neraka jahannam itu?
Jahanam (Bahasa Arab: Jahannam) adalah neraka tempat penyiksaan yang memiliki tujuh pintu dan setiap pintu (tingkat), telah ditetapkan untuk golongan tertentu dari para makhluk-Nya. Gerbang jahannam dipimpin oleh Malaikat Malik dan memiliki malaikat penyiksa yang berjumlah sebanyak sembilan belas malaikat yang disebut Zabaniyah.
Jahannam berasal dari (bahasa Arab: Jahannam) berakar dari huruf J-H-M, memiliki banyak arti. Salah satunya adalah:
– Secara harfiah berarti memiliki penampilan jahat atau berwajah murung.
– Kegelapan dan jahannam digunakan untuk bagian dari malam.
– Awan yang tidak berair.
Jika kesemua arti tersebut dijadikan satu, maka menjadi jahannam adalah tempat yang teramat menyeramkan dan gelap. Karena jahannam memiliki penampakan yang dapat melemahkan nyali dan tidak memiliki air atau kering kerontang.
Ketika Allah berfirman dalam Al-Quran tentang Atheis, “fahasbahu jahannam,” yang berarti, “Ketika jahannam cukup untuk mereka inilah tempat yang pantas untuk mereka, sebuah tempat yang tidak berair, menakutkan, siksaan yang suram yang hancurkan ego mereka.”
Neraka jahannam salah satu neraka yang penuh dengan berbagai macam siksa. Celakalah, orang akhirnya masuk ke dalamnya. Apalagi apabila berada di dalamnya selama-lamanya.
Firman Allah SWT, “Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat,” (QS. Ghafir: 46).
Dari Ibnu Umar RA bahawasanya Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya apabila salah seorang di antara kalian mati, maka akan ditampakkan kepadanya calon tempat tinggalnya pada waktu pagi dan sore. Bila dia termasuk calon penghuni surga, maka ditampakkan kepadanya surga. Bila dia termasuk calon penghuni neraka, maka ditampakkan kepadanya neraka, dikatakan kepadanya, ‘Ini calon tempat tinggalmu, hingga Allah SWT membangkitkanmu pada hari kiamat,” (HR. Muttafaqun ‘alaih).

Sumber:

1001 Siksa Alam Kubur/Karya: Ust. Asan Sani ar Rafif/Penerbit: Kunci Iman

Tanda-Tanda KiamatIrak Diboikot dan Diperangi, Arab Dialiri Sungai dan Dipenuhi Kebun

TANDA-tanda kiamat sudah begitu banyak disebutkan oleh Rasulullah saw berdasarkan petunjuk dari Allah swt. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, semua tanda-tanda kiamat ini sudah terjadi di depan kita.
Berikut ini adalah tanda-tanda lain yang sudah bisa kita saksikan secara nyata.
1. Umat Islam menjadi pengikut tradisi Yahudi dan Nasrani.Telah berkata Rasulullah : “Sungguh kamu akan mengikuti jalan hidup orang orang sebelum kamu,sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta (tanpa berbeda sedikitpun) sehingga walaupun mereka masuk ke lubang biawak, maka kamu akan masuk juga” Sahabat bertanya : wahai rasulullah, apakah kaum yang akan kami ikuti tersebut adalah kaum Yahudi dan Nasrani ?, maka Nabi menjawab : Siapa Lagi (kalau bukan mereka)?”
Kalau kita urut-urut, sekarang ini umat Islam sudah menjadi pengikut Barat. Mulai dari peringatan tahun baru, valentine day, peringatan ulang tahun, pengagum demokrasi, HAM, hukum positif dan sebagainya.
2. Irak diboikot (makanan tidak dibolehkan masuk Irak).Rasulullah bersabda : “Hampir saja tidak boleh dibawa makanan ke negeri Irak secupak (qafizh) makanan atau sebuah dirham. Kami (para sahabat, red.) bertanya: “Orang orang ajam (non-Arab)-kah yang melakukan ini?’ Kemudian beliau berkata : ‘hampir saja tidak dibawa makanan atau sebuah dinar kepada penduduk Syam (Palestina, Syiria , Libanon, Yordan dan sekitarnya).’ Kemudian sahabat bertanya “Siapa yang melakukan itu, ya Rasulullah?’ ‘Orang orang RUM (Romawi : Amerika-Eropa).’”
Sebenarnya ini adalah tanda yang paling menakjubkan, karena sampai sekarang Irak telah diboikot oleh Amerika semenjak Perang Teluk dan Syam telah menderita kekurangan makanan. Palestina dijajah Israel Yahudi.
3. Turki akan memerangi Irak.Rasulullah bersabda : “Sekelompok manusia dari umatku akan turun di suatu dataran rendah yang mereka namakan dengan Bashrah pada tepi suatu sungai yang bernama Dajlah. Dan apabila telah datang akhir zaman, datanglah Bani Qanthura (mereka adalah orang-orang Turki) yang bermuka lebar dan bermata kecil, sehingga mereka turun pada tepi sungai itu, maka terpecahlah penduduknya menjadi 3 kelompok, yang satu sibuk mengikuti ekor-ekor sapi mereka (sibuk mengurusi harta benda) dan mereka akan hancur, dan satu kelompok dari mereka akan memerhatikan diri mereka sendiri dan mereka itu telah kafir, dan satu kelompok dari mereka akan menjadikan anak cucu mereka di belakang mereka kemudian mereka berperang, itulah para syuhada,” (hadits hasan diriwayatkan Ahmad dan Abu Dawud (4138).
Pada bulan Mei 1997, orang-orang Turki telah mulai memancing-mancing permusuhan dengan Irak dan mereka membangkitkan masalah-masalah yang di sekitar sungai Eufrat. Turki ketika itu membuat kesepakatan dengan Israel dan Amerika dan melakukan latihan militer bersama dengan tujuan penyerangan Irak, Iran dan Suriah. Waktu itu Turki menyerang bagian Irak utara dengan alasan menghajar suku Kurdi.
4. Bumi Arab akan kembali menjadi kebun kebun dan sungai-sungai.Bersabda Rasulullah : “Tidak akan terjadi hari kiamat hingga harta akan banyak melimpah dan sehingga bumi Arab kembali menjadi kebun kebun dan sungai-sungai,” (Ahmad dan Muslim).
Kita menyaksikan sekarang bahwa negeri Arab saat ini telah menjadi kebun dan banyak sungai. Di Tha’if bahkan telah turun butiran es, dan pada satu musim haji suhunya mencapai kira-kira 5 derajat celcius.
5. Peperangan dengan Yahudi.“Tidak terjadi kiamat hingga orang-orang berperang dengan Yahudi, dan orang Yahudi bersembunyi di bawah batu dan pohon, lalu batu dan pohon itu berkata kepada orang-orang islam: “Di sini ada Yahudi, maka bunuhlah ia!’,” (Fathul Bari’, Al Manaqib, Al Hafiz Ibnu Hajar).

Sesungguhnya Engkau Hanyalah Dunia


Suatu saat Abdullah bin Rawahah tiba-tiba saja menangis, melihat keadaan itu istrinya ikut menangis, iapun bertanya kepada istrinya, “Mengapa engkau ikut menangis?”
“Apa yang menyebabkan engkau menangis, itulah yang membuatku ikut menangis.” Kata istrinya.
Mendengar jawaban itu, Abdullah berkata, “Ketika aku ingat, bahwa aku akan menyeberangi neraka melalui shirat, aku tidak tahu apakah aku akan selamat atau akan celaka?”
Ketika Rasulullah SAW mempersiapkan pasukan ke Mu’tah, Beliau berpesan bahwa pimpinan pasukan adalah Zaid bin Haritsah, jika ia gugur penggantinya adalah Ja’far bin Abu Thalib, dan jika Ja’far gugur penggantinya adalah Abdullah bin Rawahah.
Saat itu hari jum’at, saat pasukan telah berangkat, Ibnu Rawahah tidak ikut serta karena ingin shalat jum’at dahulu bersama Rasulullah SAW, baru setelah itu ia akan menyusul. Usai shalat jum’at, ketika Nabi SAW melihat Ibnu Rawahah, Beliau bertanya, “Apa yang menghalangimu untuk berangkat pagi-pagi bersama sahabat-sahabatmu?”
Ibnu Rawahah menjelaskan kalau masih ingin shalat jum’at bersama Beliau, tetapi justru Nabi SAW mencela sikapnya itu. Beliau bersabda, “Jika engkau mampu bersedekah dengan semua yang ada di muka bumi, tentu engkau tidak akan mencapai pahala yang mereka peroleh sejak pagi ini!”
Mendengar teguran Nabi SAW tersebut, Ibnu Rawahah segera memacu tunggangannya menyusul induk pasukan yang telah berangkat, dan langsung bergabung dengan mereka.
Ketika pasukan muslim telah berkemah di Maan, mereka memperoleh berita bahwa Hiraqla (Hiraklius) juga telah berkemah di Maab, di wilayah Balqa, dengan seratus ribu pasukannya, ditambah dengan seratus ribu pasukan dari para sekutunya. Sementara pasukan muslim hanya sekitar tiga ribu orang.
Beberapa sahabat mengusulkan untuk mengirimkan surat kepada Nabi SAW tentang jumlah musuh yang harus mereka hadapi, sehingga beliau akan menambah jumlah pasukan, atau beliau akan memberi perintah lain.
Mendengar usulan tersebut, Abdullah bin Rawahah berkata, “Wahai sahabat-sahabatku, Demi Allah, sesungguhnya apa yang kalian tidak suka, itulah yang sebenarnya kita cari, yakni kesyahidan. Kita memerangi musuh tidak karena jumlah dan kekuatan mereka, tetapi karena agama ini yang dengannya Allah telah memuliakan kita. Sesungguhnya apapun akhirnya hanya kebaikan bagi kita, kemenangan atau kesyahidan…”
Sebagian besar sahabat membenarkan pendapat Ibnu Rawahah, mereka bergerak mendekati posisi pasukan Romawi yang kemudian bertemu di daerah Mu’tah. Pertempuran tidak berimbang terjadi dengan sengitnya, tetapi itu tidak mengurangi semangat pasukan muslim untuk terus berjuang. Zaid gugur, panji diambil Ja’far bin Abu Thalib. Ketika Ja’far juga gugur, Abdullah bin Rawahah mengambil alih panji tersebut dan meneruskan pertempuran. Ia bergerak sambil bersyair untuk menyemangati diri dan anggota pasukannya.
Ketika pertempuran terhenti sejenak, seorang lelaki dari bani Murrah bin Auf mendekatinya dan memberikan sepotong tulang berdaging, sambil berkata, “Kuatkanlah punggungmu dengan daging ini, karena engkau telah mengalami kelaparan hari-hari ini.”
Ibnu Rawahah memakan sedikit dagingnya, kemudian terdengar suara menderu pertanda adanya serangan. Ia berseru, “Sesungguhnya engkau hanyalah dunia…”
Ia mencampakkan daging tersebut dan mengambil pedangnya kemudian berperang menghadang serangan musuh sehingga ia menemui syahidnya.
Tiga orang panglima perang yang ditunjuk Rasulullah SAW telah gugur. Sempat terjadi kebingungan dan hampir saja pasukan muslim ditumpas habis oleh pasukan Romawi. Kemudian komando pasukan diserahkan kepada Khalid bin Walid atas persetujuan dan kesepakatan para sahabat yang lebih senior dalam keislaman. Ketika itu Khalid bin Walid memang baru memeluk Islam. Dengan strategi dan keahliannya memimpin pasukan, ia berhasil lolos dari kepungan pasukan Romawi dan terhindar dari kemusnahan total (terbunuh semua).[]
Referensi:101 Sahabat Nabi/Hepi Andi Bustomi/Pustaka Al-Kautsar

Rabu, 24 Februari 2016

5 Anak Iblis ini Paling Berbahaya


IBLIS itu bapak dari segala jin. Iblis termasuk jenis mahluk gaib. Iblis memiliki sifat sombong. Ketika Allah memerintahkan para malaikat agar bersujud kepada Nabi Adam AS, semua malaikat menaatinya. Mereka semuanya bersujud kedapa Nabi Adam. Bahkan ia (Iblis) menyombongkan diri. Kemudian perintah Allah agar bersujud kepada Nabi Adam AS, karena ia di ciptakan dari api, sedangkan Adam diciptakan dari tanah. Oleh karena itu, menjadi mahluk terkutuk di sisi Allah SWT.
Iblis mempunyai kerajaan yang sangat besar. Ada pemerintahan, menteri, dan kantor-kantor yang besar. Iblis juga mempunyai wakil, dan lima di antaranya termasuk yang paling berbahaya. Mereka adalah lima anak Iblis.
1. Tsabar
Tsabar bertugas mendatangi orang yang sedang mengalami kesusahan atau tertimpa musibah, seperti kematian keluarga, bencana, dan semacamnya. Kemudian dia melancarkan bisikannya dan menyatakan permusuhan kepada Allah. Dia mendorong manusia untuk berkeluh kesah dan meratap-ratap. Untuk menghindarinya, hendaknya ucapkan doa:
A’ûdzubillâhi minassyaithôni tsabarirrojīmi wajundihi waabnâ ihi (Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan, Tsabar, yang terkutuk, serta para pengikut dan anaknya).
2. Dâsim
Dâsim bertugas mencerai-beraikan ikatan pernikahan, mengobarkan rasa benci satu sama lain dalam kehidupan rumah tangga, dan mendorong seseorang untuk menyebarkan aib sehingga menyebabkan pertengkaran dan bahkan perceraian. Dâsim adalah anak kesayangan Iblis. Untuk menghadapinya, hendaknya mengucapkan doa:
A’ûdzubillâhi minassyaithôni dâsimirrojīmi wajundihi waabnâ ihi (Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan, Dâsim, yang terkutuk, serta para pengikut dan anaknya).
3. Al-A’war
Al-A’war adalah spesialis dalam urusan mempermudah terjadinya perzinaan. Dia menjadikan indah bagian bawah tubuh wanita ketika mereka keluar rumah. Dia mendorong orang untuk melakukan zina dan memperlihatkan zina sebagai sesuatu yang menyenangkan. Semua hal yang berkaitan dengan zina dan penurunan moral menjadi tugas Al-A’war dan para anak buahnya.
4. Maswath
Tugas Maswath adalah membuat kebohongan-kebohongan, baik besar ataupun kecil. Bahkan kejahatan yang dia lakukan bersama anak buahnya termasuk memperlihatkan diri dalam bentuk seseorang yang duduk dalam suatu pertemuan yang diselenggarakan oleh manusia, kemudian menyebarkan kebohongan yang pada akhirnya disebarkan pula oleh manusia.
5. Zalnabûr
Tempat kerja Zalnabûr dan para anteknya adalah pasar-pasar. Mereka mengobarkan pertengkaran, caci maki, perselisihan, dan bahkan bunuh-membunuh.

Wallâhu ‘alam.

Selasa, 23 Februari 2016

Apabila Anda Ingin Shalat Malam, Disunahkan Melakukan 12 Hal Berikut Ini..

Etika Sholat Malam1. Apabila Anda ingin mengerjakan shalat malam -tentunya Anda sangat menginginkannya – maka Anda disunahkan melakukan hal-hal berikut.
1. Berniatlah untuk bangun malam saat hendak tidur agar Anda tetap mendapatkan pahalanya sekalipun malam itu tertidur pulas hingga pagi.
2. Ketika bangun malam, maka usaplah wajah Anda untuk menghilangkan rasa kantuk dan bersiwaklah. Lalu, bacalah sepuluh ayat terakhir dari Surat Ali ‘Imran, yakni mulai dari firman Allah SWT, “Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.…” (Ali Imran: 190), hingga akhir surat. Setelah itu ucapkanlah zikir berikut ini.

Allahumma lakalhamdu annta nuurussamaawaati wal’ardhi wa manfiihinna wa lakalhamdu annta, wa lakalhamdu annta qayyimussamaawaati wal’ardhi wa manfiihinna, wa lakalhamdu annta rabbussamaawaati wal’ardhi wa manfiihinna, wa lakalhamdu annta mulkussamaawaati wal’ardhi wa manfiihinna, wa lakalhamdu annta malikussamaawaati wal’ardhi wa manfiihinna, wa lakalhamdu anntalhaqq wa wa’dukalhaqq, wa liqaa’uka haqq, wa qauluka haqq, waljannatu haqq, wannaaru haqq, wannabiyuuna haqq, wa muhammadun shallallaahu ‘alaihi wa sallam haqq, wassaa’atu haqq. Allaahumma laka aslamtu wa ‘alaika tawakkaltu wa bika aamanntu wa ilaika anabtu wa bika khaashamtu wa ilaika haakamtu faghfirlii maa qaddamtu wa maa akhkhartu wa maa asrartu wa maa a’lantu, anntalmuqaddimu wa anntalmu’akhkhiru laa ilaaha illaa annta anta ilaahii laa ilaaha illaa annta.
Artinya:“Ya, Allah! Bagi-Mu segala puji, Engkau cahaya langit dan bumi serta seisinya. Bagi-Mu segala puji, Engkau yang mengurusi langit dan bumi serta seisinya. Bagi-Mu segala puji, Engkau Tuhan yang menguasai langit dan bumi serta seisinya. Bagi-Mu segala puji dan bagi-Mu kerajaan langit dan bumi serta seisi-nya. Bagi-Mu segala puji, Engkau benar, janji-Mu benar, firman-Mu benar, bertemu dengan-Mu benar, Surga adalah benar (ada), Neraka adalah benar (ada), (terutusnya) para nabi adalah benar, (terutusnya) Muhammad adalah benar (dari-Mu), peristiwa hari kiamat adalah benar. Ya Allah, kepada-Mu aku pasrah, kepada-Mu aku bertawakal, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku kembali (bertaubat), dengan pertolongan-Mu aku berdebat (kepada orang-orang kafir), kepada-Mu (dan dengan ajaran-Mu) aku menjatuhkan hukum. Oleh karena itu, ampunilah dosaku yang telah lalu dan yang akan datang. Engkaulah yang mendahulukan dan mengakhirkan, tiada Tuhan yang hak disembah kecuali Engkau, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang hak disembah kecuali Engkau”.(Bukhari dan Muslim) 2
3. Mulailah shalat malam dengan dua rakaat yang pendek, lalu dilanjutkan rakaat-rakaat berikutnya sesuka hatimu. Ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW.,
“Apabila seorang di antara kalian shalat malam, maka mulailah dengan dua rakaat yang pendek.”(HR. Muslim)
4. Bangunkan pasangan Anda agar turut mengerjakan shalat malam. Rasulullah SAW bersabda, “Dan semoga Allah mengasihi seorang wanita yang bangun malam untuk mengerjakan shalat dan membangunkan suaminya. Jika suaminya menolak, maka dia mengusapkan air di wajahnya.”(HR. Abu Dawud, Ahmad dan Ibnu Majah).4
5. Jika tidak kuat menahan kantuk ketika sedang shalat, maka tidurlah untuk menghilangkan rasa kantuk tersebut, kemudian bangun dan shalat lagi setelah merasa segar. Rasulullah SAW bersabda,
“Jika seorang di antara kalian mengerjakan shalat malam lalu merasa lidahnya sudah terlalu berat membaca Al Qur’an sehingga tidak tahu apa yang sedang dibacanya, maka tidurlah.”(HR. Muslim)5
“Hendaknya seorang di antara kalian shalat ketika semangat, tapi jika tidak bersemangat atau lelah maka tidurlah.”(HR. Bukhari)6
6. Dianjurkan mengerjakan shalat malam dalam waktu yang lama dengan syarat tidak memberatkan diri Anda. Jabir meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Shalat yang paling baik adalah shalat yang disertai dengan bacaan doa yang panjang.” (HR. Muslim).7
Aisyah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW selalu mengerjakan shalat malam sehingga kulit kedua telapak kakinya pecah-pecah.(HR. Bukhari dan Muslim).8
Perlu diketahui, anjuran untuk memperlama shalat malam bukan dalam bacaan Al Qur’an dan berdirinya saja, melainkan juga dalam ruku, sujud, duduk, zikir, doa dan semua gerakan shalat. Dalam hadits Hudzaifah r.a yang meriwayatkan bahwa Nabi SAW membaca Surat Al Baqarah, An-Nisa’ dan Ali Imran dalam satu rakaat dinyatakan, “…..kemudian beliau ruku dan mengucapkan,‘Subhana rabbiyal ‘azhim.’ Beliau terus ruku’ hampir sama lamanya dengan ketika berdiri, lalu beliau mengucapkan,‘Sami’allahu liman hamidah’, dan berdiri hampir selama ruku’nya. Kemudian beliau sujud dan mengucapkan, ‘Subhana rabbiyal a’la’, dan terus bersujud hampir selama ketika berdiri.”(HR. Muslim).9
Namun demikian, itu tidak menjadi syarat melainkan cara shalat yang lebih utama saja. Sebaiknya, Anda memperlama shalat malam sesuai dengan kemampuan.
7. Boleh mengerjakan shalat malam sambil duduk ataupun berdiri. Ini berdasarkan hadits-hadits shahih bahwa Rasulullah SAW pernah mengerjakan shalat dengan tiga cara, yakni,
a. Berdiri sepanjang shalat yang dilakukannya.
b. Shalat sambil duduk dan ruku’ juga sambil duduk.
c. Membaca ayat-ayat Al Qur’am sambil berdiri, lalu ketika bacaannya tersisa sedikit lagi, beliau berdiri kemudian ruku’ sambil berdiri. Semua cara di atas boleh dikerjakan. Wallau’alam.
8. Boleh membaca dengan suara jelas maupun pelan-pelan. Aisyah r.a pernah ditanya, apakah Nabi SAW mengerjakan shalat (malam) dengan suara jelas atau pelan? Aisyah menjawab, “Terkadang beliau shalat dengan suara yang jelas tapi terkadang pula dengan suara pelan.” Abdullah bin Abu Qais, orang yang bertanya tersebut, berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah memberikan keleluasaan dalam masalah ini.”10
9. Dianjurkan menghayati setiap ayat yang dibaca; mengucapkan ta’awwudz dan tasbih selama membacanya, dan menangis dalam shalat. Dalam hadits Hudzaifah r.a di atas yang meriwayatkan tentang shalatnya bersama Nabi SAW dinyatakan, “….beliau membaca perlahan-lahan. Apabila melewati ayat yang mengandung tasbih, beliau bertasbih. Apabila melewati ayat doa, beliau berdoa; dan apabila melewati ayat yang pantas untuk mohon perlindungan, beliau memohon perlindungan…”. Abu Dzar r.a menyatakan, “Rasulullah SAW pernah shalat malam dengan hanya membaca satu ayat hingga subuh. Beliau selalu mengulang-ngulanginya, yaitu firman Allah SWT., “Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya, mereka adalah hamba-hamba Engkau. Dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya, Engkaulah yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (Al-Maidah: 118)11
10. Perbanyak membaca doa pada waktu sahur (menjelang pagi) baik ketika sedang shalat maupun di luar shalat, karena itu merupakan masa terkabulnya doa, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
11. Dianjurkan tidur setelah shalat malam hingga menjelang fajar, karena hal itu akan membuat Anda lebih bersemangat dan khusyu’ dalam mengerjakan shalat subuh.
12. Jangan meninggalkan kebiasaan shalat malam. Rasulullah SAW bersabda kepada Abdullah bin ‘Amr,
“Hai Abdullah, jangan seperti Fulan. Tadinya dia biasa mengerjakan shalat malam tapi kemudian meninggalkannya.”(HR. Bukhari dan Muslim).12

Senin, 22 Februari 2016

23 Hadits Tentang Kiamat Dan Hisab...

ada banyak sekali hadits yang membicarakan tentang masalah kiamat, Dibawah ini adalah kumpulan hadits shahih yang kami ringkas untuk memudahkan para pembaca dalam mencari dalil tentang kiamat dari Nabi Muhammad SAW.
1. Seorang Arab Badui bertanya, "Kapankah tibanya kiamat?" Nabi Saw lalu menjawab, "Apabila amanah diabaikan maka tunggulah kiamat." Orang itu bertanya lagi, "Bagaimana hilangnya amanat itu, ya Rasulullah?" Nabi Saw menjawab, "Apabila perkara (urusan) diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah kiamat." (HR. Bukhari)
2. Mendekati kiamat akan terjadi fitnah- fitnah seolah-olah kepingan-kepingan malam yang gelap-gulita. Seorang yang pagi hari beriman maka pada sore harinya menjadi kafir, dan orang yang pada sore harinya beriman maka pada pagi harinya menjadi kafir, dia menjual agamanya dengan (imbalan) harta-benda dunia. (HR. Abu Dawud)
3. Belum terjadi kiamat sehingga orang- orang dari umatku kembali menyembah berhala-berhala selain Allah. (HR. Abu Dawud)
4. Belum terjadi kiamat sebelum seorang yang melewati kuburan berkata, "Alangkah baiknya sekiranya aku di tempat orang ini." (Maksudnya, dia ingin mati dan tidak ingin hidup karena beban berat yang selalu dihadapinya). (HR Bukhari)
5. Belum akan terjadi kiamat sehingga anak selalu menjengkelkan kedua orang tuanya, banjir di musim kemarau, kaum penjahat melimpah, orang-orang terhormat (mulia) menjadi langka, anak- anak muda berani menentang orang tua serta orang jahat dan hina berani melawan yang terhormat dan mulia. (HR. Asysyihaab).
6. Belum akan kiamat sehingga tidak ada lagi di muka bumi orang yang menyebut : "Allah, Allah." (HR. Muslim)
7. Belum akan datang kiamat sehingga seorang membunuh tetangganya, saudaranya dan ayahnya. (HR. Bukhari)
8. Belum akan datang kiamat sehingga manusia berlomba-lomba membangun dan memperindah masjid-masjid. (HR. Abu Dawud)
9. Di antara tanda-tanda kiamat ialah ilmu terangkat, kebodohan menjadi dominan, arak menjadi minuman biasa, zina dilakukan terang-terangan, wanita berlipat banyak, dan laki-laki berkurang sehingga lima puluh orang wanita berbanding seorang pria. (HR. Bukhari)
10. Belum akan datang kiamat sehingga manusia berlomba-lomba dengan bangunan-bangunan yang megah. (HR. Bukhari)
11. Belum akan tiba kiamat sehingga merajalela 'Alharju'. Para sahabat lalu bertanya, "Apa itu 'Alharju', ya Rasulullah?" Lalu beliau menjawab,"Pembunuhan... pembunuhan..." (HR. Ahmad)
12. Belum akan tiba kiamat melainkan matahari akan terbit dari Barat. Jika terbit dari Barat maka seluruh umat manusia akan beriman. Pada saat itu tidak bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia belum mengusahakan kebaikan dalam masa imannya." (HR. Bukhari dan Muslim)
13. Belum akan tiba kiamat sehingga harta banyak dan melimpah, dan orang ke luar membawa zakat hartanya tetapi tidak ada yang mau menerimanya, dan negeri-negeri Arab kembali menjadi rerumputan hijau dengan sungai-sungai mengalir. (HR. Muslim)
14. Tibanya kiamat atas makhluk- makhluk yang jahat. (HR. Muslim)
Penjelasan:
Artinya : Saat kiamat tiba, tidak ada lagi orang yang beriman. Jadi yang ditimpa azab kiamat ialah orang-orang yang jahat.
15. Saat akan tiba kiamat, jaman saling mendekat. Satu tahun seperti sebulan, sebulan seperti seminggu, seminggu seperti sehari, sehari seperti satu jam dan satu jam seperti menyalakan kayu dengan api. (HR. Tirmidzi)
Penjelasan:
Jika kiamat tiba maka rotasi bumi makin cepat. Kalau rotasi sekarang 1000 mil per
jam, maka dapat diperkirakan pada hari kiamat tujuh kali atau dua belas kali bahkan lebih.
16. Demi yang jiwa Muhammad dalam genggaman-Nya. Tiada tiba kiamat melainkan telah merata dan merajalela dengan terang-terangan segala perbuatan mesum dan keji, pemutusan hubungan kekeluargaan, beretika (berakhlak) buruk dengan tetangga, orang yang jujur (amanat) dituduh berkhianat, dan orang yang khianat diberi amanat (dipercaya). (HR. Al Hakim)
17. Belum akan tiba kiamat sehingga kaum muslimin berperang dengan orang- orang Yahudi. Kaum muslimin membunuh mereka dan mereka bersembunyi di balik batu dan pohon-pohonan. Lalu batu dan pohon-pohon berkata, "Wahai kaum muslimin, wahai hamba Allah, ini orang Yahudi di belakang saya. Mari bunuhlah dia." Kecuali pohon "Gharqad" yang tumbuh di Baitul Maqdis. Itu adalah pohon orang-orang Yahudi. (HR. Ahmad)
18. Orang-orang ahli (Laailaaha illallah) tidak akan mengalami kesepian tatkala wafat, saat di kuburan dan ketika dibangkitkan. Seolah-olah aku melihat mereka ketika dibangkitkan (pada tiupan sangkakala yang kedua). Mereka sedang menyingkirkan tanah (pasir) dari kepala mereka seraya berkata, "Alhamdulillah, yang telah menghilangkan duka-cita dari kami." (HR. Abu Ya'la)
19. Kamu akan dibangkitkan pada hari kiamat tanpa sandal, telanjang bulat dan tidak dikhitan. Aisyah bertanya, "Ya Rasulullah, laki-laki dan perempuan saling melihat (aurat) yang lain?" Nabi Saw menjawab, "Pada saat itu segala urusan sangat dahsyat sehingga orang tidak memperhatikan (mengindahkan) hal itu." (Mutafaq'alaih)
20. Didatangkan kebaikan-kebaikan (pahala) dan kejahatan-kejahatan (dosa) seorang hamba, lalu saling mengikis dan bila masih tersisa kebaikan (pahala) itu Allah akan melapangkannya untuk masuk surga. (HR. Bukhari)
21. Seorang anak Adam sebelum menggerakkan kakinya pada hari kiamat akan ditanya tentang lima perkara: (1) Tentang umurnya, untuk apa dihabiskannya; (2) Tentang masa mudanya, apa yang telah dilakukannya; (3) Tentang hartanya, dari sumber mana dia peroleh dan (4) dalam hal apa dia membelanjakannya; (5) dan tentang ilmunya, mana yang dia amalkan. (HR. Ahmad)
22. Amal seseorang tidak dapat menyelamatkannya. Seorang sahabat lantas bertanya tentang sabda tersebut, "Termasuk engkau juga, ya Rasulullah?" Rasulullah lalu menjawab, "Ya, aku juga, kecuali dikarunia Allah dengan rahmat- Nya. Walaupun demikian kamu harus berbuat yang benar (baik)." (HR. Bukhari dan Muslim)
23. Yang pertama diadili antara manusia pada hari kiamat ialah kasus pembunuhan. (HR. Muslim)
Demikian kumpulan hadits tentang Kiamat, semoga bisa memperdalam ilmu kita agar selalu mendekatkan diri pada Allah SWT.

Amiin.

Minggu, 21 Februari 2016

Nabung di Bank Syariah, Apa Bedanya dengan Bank Konvensional..?


SEBAGAI umat muslim, tentu kita sadar bahwa dalam menjalankan agama ini haruslah segala sesuatunya sesuai dengan syariat Islam. Untuk melaksanakan ibadah maupun melakukan aktivitas lain dalam kehidupan sehari-hari, Allah SWT melalui Al-Qur’an telah memberikan ketentuan-ketentuan yang mengatur semua itu.
Dan salah satunya adalah dalam hal perbankan, Islam memiliki sistem tersendiri yaitu sistem perbankan syariah. Dewasa ini, perbankan syariah mulai menampakkan eksistensinya di dunia.
Ini menjadi hal yang patut kita syukuri, karena saat ini kita bisa melakukan transaksi keuangan di bank tanpa khawatir tentang riba atau semacamnya.
Lalu apa sih yang membedakan menabung di bank syariah dan bank konvensional?
Berikut penjelasannya:
Perbedaan pertama terletak pada akad. Pada bank syariah, semua transaksi harus berdasarkan akad yang dibenarkan oleh syariah. Dengan demikian, semua transaksi itu harus mengikuti kaidah dan aturan yang berlaku pada akad-akad muamalah syariah. Pada bank konvensional, transaksi pembukaan rekening, baik giro, tabungan, maupun deposito, berdasarkan perjanjian titipan, namun perjanjian titipan ini tidak mengikuti prinsip mana pun dalam muamalah syariah, misalnya wadi’ah, karena salah satu penyimpangannya di antaranya menjanjikan imbalan dengan tingkat bunga tetap terhadapa uang yang disetor
Perbedaan kedua terdapat pada imbalan yang diberikan. Bank konvensional menggunakan konsep biaya (cost concept) untuk menghitung keuntungan. Artinya, bunga yang dijanjikan di muka kepada nasabah penabung merupakan ongkos yang harus dibayar oleh bank. Karena itu, bank harus “menjual” kepada nasabah lainnya (peminjam) dengan biaya (bunga) yang lebih tinggi. Perbedaan di antara keduanya disebutspread. Jika bunga yang dibebankan kepada peminjam lebih tinggi dari bunga yang harus dibayar kepada nasabah penabung, bank akan mendapatkan spread positif. Jika bunga diterima dari si peminjam lebih rendah, terjadi spread negatif bagi bank. Bank harus menutup-nya dengan keuntungan yang dimiliki sebelumnya. Jika tidak ada, ia harus menanggulanginya dengan modal.
Bank syariah menggunakan pendekatan profit sharing, artinya dana yang diterima bank disalurkan kepada pembiayaan. Keuntungan yang didapatkan dari pembiayaan tersebut dibagi dua, untuk bank dan untuk nasabah, berdasarkan perjanjian pembagian keuntungan di muka (biasanya terdapat dalam formulir pembukaan rekening yang berdasarkan mudharabah).
Perbedaan ketiga adalah sasaran kredit/pembiayaan. Para penabung di bank konvensional tidak sadar bahwa uang yang ditabungkannya diputarkan kepada semua bisnis, tanpa memandang hal halal-haram bisnis tersebut, bahkan sering terjadi dana tersebut digunakan untuk membiayai proyek-proyek milik grup perusahaan bank tersebut. Celakanya, kredit itu diberikan tanpa memandang apakah jumlahnya melebihi batas maksimum pemberian kredit (BMPK) ataukah tidak. Akibtnya, ketika krisis datang dan kredi-kredit itu bermasalah, bank sulit mendapatkan pengembaliaan dana darinya.
Adapun dalam bank syariah, penyaluran dana simpanan dari masyarakat dibatasi oleh dua prinsip dasar, yaitu prinsip syariah dan prinsip keuntungan. Artinya, pembiayaan yang akan diberikan harus mengikiti kriteria-kriteria syariah, di samping pertimbangan –pertimbangan keuntungan. Misalnya, pemberian pembiayaan (kredit) harus kepada bisnis yang halal, tidak boleh kepada perusahaan atau bisnis yang memproduksi makanan dan minuman yang diharamkan, perjudian, pornografi, dan bisnis lain yang tidak sesuai dengan syariah. Karena itu, menabung di bank syariah relatif lebih aman ditinjau dari perspektif Islam karena akan mendapatkan keuntungan yang didapat dari bisnis yang halal.

8 Hal Yang Harus di Ikuti Pedagang Islam.


SETIAP manusia dianjurkan untuk bekerja di muka bumi ini. Hal itu dilakukan, semata-mata hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Di mana dengan bekerja, ia akan memperoleh rezeki yang belum diturunkan untuknya. Namun, rezeki itu tidak akan memberikan keberkahan jika kita bekerja dengan tidak mengindahkan norma-norma yang ada dalam Islam.
Pekerjaan yang dilakukan Rasulullah SAW ialah berdagang. Dan hal ini banyak diikuti oleh umatnya. Bagaimana tidak, penghasilan yang didapat dari berdagang lebih menguntungkan jika dikelola dengan baik. Tapi, ada hal-hal yang harus diperhatikan. Apa sajakah itu?
1. Menjaga amanah, tidak berbohong, dan mau menunjukkan cacat barang dagangannya. Rasulullah SAW bersabda, “Siapa saja yang menipu, maka ia tidak termasuk golongan kami,” (HR. Bukhari).
2. Tidak meninggikan (melipatgandakan) harga atau mempersulit orang lain.
3. Tidak boleh menimbun barang, terutama bahan-bahan makanan pokok, sehingga ketika sampai di pasar dijual dengan harga yang tinggi. Rasulullah SAW bersabda, “Setiap penimbun itu perbuatan salah,” (HR. Muslim).
4. Tidak sering-sering (menjadi kebiasaan) menggunakan kata-kata sumpah kepada Allah SWT untuk meyakinkan pembeli. Allah SWT berfirman, “Janganlah kamu jadikan (nama) Allah dalam sumpahmu sebagai penghalang untuk berbuat kebajikan, bertaqwa dan mengadakan ishlah di antara manusia. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui,” (QS. Al-Baqarah: 224).
5. Menyempurnakan timbangan dan tidak menguranginya. Karena, bila berbuat demikian akan mendapat ancaman Allah sebagaimana firman-Nya, “Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi. Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi,” (QS. Al-Muthaffifin: 1-3).
6. Tidak menyulitkan orang lain yang akan lewat dengan menyimpan barang-barang di tengah jalan yang biasa dilewati orang.
7. Tidak boleh bahang dan menjual barang yang haram, seperti menjual daging babi, arak dan VCD tidak layak tonton.
8. Hendaklah berperilaku baik ketika bertransaksi (mu’malah) dengan pembeli.

Sabtu, 20 Februari 2016

Siapa Harut & Marut..?


“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), Padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil Yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya Kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir”. Maka mereka mempelajari dari kedua Malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, Sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa Barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, Tiadalah baginya Keuntungan di akhirat, dan Amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.” (QS. Al Baqoroh : 102)
KISAH dan penyebutan nama Harut Marut dalam Al-Quran, hanya disebutkan satu kali, yaitu dalam surat al-Baqarah ayat 102. Bahkan, penyebutan kisahnya pun sangat pendek, tidak panjang juga tidak detail.
Terdapat perbedaan pendapat di kalangan para ulama. Dan perbedaan ini erat kaitan dengan penafsiran maksud dari kata ‘malakain’ (dua malaikat).
Pendapat pertama, Harut dan Marut adalah dua nama kabilah jin yang mengajarkan sihir. Dengan demikian kata Harut dan Marut merupakan badal dari kata ‘asy-syayâthîn’ (setan-setan). Pendapat ini adalah dinisbahkan oleh Ibnu Katsir kepada pendapatnya Ibnu Hazm, hanya saja Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan pendapat ini adalah pendapat yang sangat aneh dan asing.
Lalu jika Harut dan Marut merupakan badal dari kata ‘asy-syayâthîn’, lalu siapakah yang dimaksud dengan ‘malakain’ dalam ayat tersebut? Menurut pendapat ini, kata ‘malakain’ dimaksudkan adalah Jibril dan Mikail. Hal ini mengingat orang-orang Yahudi mengatakan bahwa Allah telah menurunkan Jibril dan Mikail untuk mengajarkan sihir, lalu Allah menolak anggapan tersebut, dengan mengatakan: “Sulaiman tidak kufur (tidak mengajarkan sihir), juga demikian dengan Jibril dan Mikail. Akan tetapi yang kufur itu adalah setan-setan, di mana merekalah yang mengajarkan sihir kepada manusia di daerah Babil, yaitu melalui Harut dan Marut”.
Demikian penggambaran Imam al-Qurthubi dalam al-Jâmi’ li Ahkâmil Qur’an-nya, ketika menggambarkan penafsiran pendapat pertama. Hanya saja, pendapat ini, sebagaimana dikatakan Ibnu Katsir adalah pendapat yang sangat aneh dan asing (aghrab jiddan).
Pendapat kedua mengatakan, Harut dan Marut adalah manusia jahat yang mengajarkan sihir di daerah Babil, dan Babil adalah sebuah daerah di Irak atau di Kufah. Pendapat ini diutarakan oleh Imam Ibnu Jarir at-Thabari dalam tafsirnya Jâmiul Bayân fi Ta’wîl Al-Quran, ketika menjelaskan beberapa pendapat seputar maksud Harut dan Marut. Namun demikian, di akhir pemaparan Imam at-Thabari melemahkan pendapat ini.
Jika yang dimaksudkan dengan Harut dan Marut adalah manusia biasa, lalu siapa yang dimaksud dengan ‘malakain’?
Sebagaimana pendapat pertama, pendapat ini mengatakan bahwa ‘malakain’ maksudnya adalah Jibril dan Mikail. Ini untuk menolak anggapan orang Yahudi saat itu yang mengatakan bahwa Nabi Sulaiman bin Daud bukan seorang Nabi akan tetapi seorang tukang sihir, yang mana sihirnya itu diajarkan melalui Jibril dan Mikail. Allah kemudian membantah anggapan demikian dengan mengatakan bahwa Jibril dan Mikail tidak mengajarkan sihir sedikitpun, sehingga dengan demikian Nabi Sulaiman terbebas dari tuduhan tersebut. Kelebihan yang dimiliki Nabi Sulaiman, bukanlah hasil dari sihir akan tetapi mukjizat yang Allah berikan kepada Nabi-Nya.
Pendapat ketiga, mengatakan Harut dan Marut adalah orang shaleh dan sangat baik yang tinggal di Babil. Karena kesalehannya, orang-orang memuliakan dan menganggapnya seperti malaikat. Dengan demikian, kata ‘malakain’ dalam ayat di atas merupakan bentuk isti’arah atau majaz dari dua sosok manusia saleh yang bernama Harut dan Marut. Karenanya, kata Harut dan Marut merupakan badal dari kata ‘malakain’ hanya dalam pengertian majaz bukan pengertian sebenarnya sebagai malaikat.
Harut dan Marut, menurut pendapat ini, dapat mengetahui sihir dan bahkan keduanya yang meletakkan dasar-dasar ilmu sihir di negeri Babil, Irak. Keduanya orang baik dan tidak kufur dengan sihirnya itu, hanya saja orang-orang setelahnya yang menggunakan ilmu sihir tersebut untuk hal-hal tidak baik sehingga mereka menjadi kufur. Demikian pemaparan Thahir bin Asyur dalam at-Tahrir wat Tanwir-nya, ketika menjelaskan ayat 102 dari surat al-Baqarah.
Harut dan Marut, lanjut Ibnu Asyur, adalah dua nama suku Kaldan. Kata Harut merupakan nama Arab dari bahasa Kaldan, Hârûkâ, yang merupakan nama bulan sebagai symbol perempuan bagi suku Kandan. Sedangkan Marut merupakan nama Arab dari kata Mârûdâkh, yang merupakan nama bintang bagi suku Kaldan, sebagai simbol laki-laki.
Baik Hârûkâ maupun Mârûdâkh keduanya merupakan di antara bintang yang disucikan dan disembah oleh suku Kandan. Dan penyandaran kedua nama ini kepada nama bintang, adalah karena keyakinan mereka bahwa setiap orang saleh ketika sudah meninggal dunia, ia akan naik ke langit dan berubah dalam bentuk bintang atau benda langit lainnya. Dengan demikian, Harut dan Marut adalah dua orang saleh yang namanya kemudian diabadikan sebagai nama bintang sembahan suku Kaldan. Demikian pemaparan Ibnu Asyur dalam tafsirnya.
Sebagian ulama membacanya bukan ‘malakain’, akan tetapi ‘malikain’ (dengan membaca kasrah huruf lam-nya yang berarti dua raja). Di antara ulama yang membaca dengan ‘malikain’ ini, dinisbahkan oleh Imam al-Qurthubi dalam tafsirnya, kepada pendapatnya ibnu Abbas, Ibn Abza, ad-Dhahhâk dan al-Hasan al-Bashri. Dan yang dimaksud dengan dua raja ini adalah Nabi Daud dan Nabi Sulaiman. Hanya saja, bacaan ini adalah bacaan yang syadzdzah (ganjil), dan dilemahkan oleh Ibnul Araby.
Pendapat keempat, Harut dan Marut adalah malaikat yang diturunkan oleh Allah sebagai ujian dan cobaan bagi manusia saat itu. Keduanya mengajarkan sihir, dengan maksud agar orang-orang dapat membedakan mana sihir dan mana mukjizat. Hal ini penting mengingat sihir di daerah Babil saat itu sudah sangat membudaya dan membesar, sehingga mereka tidak dapat lagi membedakan antara mukjizat dan sihir. Mereka menganggap para nabi yang diutus bukan sebagai nabi akan tetapi tukang sihir. Allah lalu menurunkan dua malaikat, Harut dan Marut sebagai ujian bagi manusia saat itu. Mereka yang beriman akan tetap kokoh dengan keimanannya, dan mereka yang tidak beriman akan teperdaya dengan sihir tersebut.
Pendapat ini mengatakan, bahwa kata Harut dan Marut merupakan badal dari kata ‘malakain’, yang berarti dua malaikat dalam pengertian sebenarnya. Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan, pendapat ini merupakan pendapat Jumhur ulama salaf, termasuk juga pendapat sebagian besar mufassirin, baik yang dahulu maupun yang belakangan.
Lalu jika ditanyakan, kalau seandainya Harut dan Marut itu adalah malaikat, bagaimana mungkin dia mengajarkan sihir yang jelas-jelas sangat dilarang?
Imam at-Thabari menjawab pertanyaan ini dengan mengatakan: “Sesungguhnya Allahlah yang telah menurunkan kebaikan dan kejahatan semuanya. Dan Allah juga menjelaskan akibat dari semua itu kepada hamba-hamba-Nya. Allah kemudian mewahyukan kepada para utusan-Nya untuk mengajarkan kepada makhluk-Nya mana yang halal dan mana yang haram bagi mereka. Hal ini seperti zina, mencuri dan seluruh perbuatan maksiat lainnya yang diperkenalkan kepada manusia serta melarang manusia melakukannya. Dan Sihir juga termasuk salah satu dari makna dimaksud, yang disampaikan dan dilarang untuk menggunakannya”.
Imam at-Thabari kemudian menukil pendapat yang mengatakan: “Mereka juga berpendapat: “Mengetahui ilmu sihir itu tidak berdosa, sebagaimana tidak berdosanya seseorang yang mengetahui cara membuat minuman keras, memahat patung. Letak dosa itu manakala ia mengamalkannya dan mempraktikkannya”. Demikian di antara pemaparan Imam at-Thabari mengokohkan pendapat keempat ini.
Imam al-Qurthubi dalam tafsirnya menguatkan pendapat tersebut dengan mengatakan bahwa Harut dan Marut merupakan dua malaikat yang diturunkan menjelaskan bahaya sihir sebagai ujian dan fitnah bagi manusia. Dan bagi Allah, lanjut al-Qurthubi, sangat berhak untuk menguji hamba-Nya menurut kehendak-Nya, sebagaimana Dia telah menguji dengan sangat Thalut. Karena itu, kedua malaikat itu berkata: “kami adalah fitnah maksudnya ujian dari Allah, kami mengabarkan bahwa sihir itu adalah perbuatan kufur. Jika kamu mengikuti nasihat kami, niscaya akan selamat, dan jika kamu tidak mengikuti kami, niscaya kamu celaka dan binasa”.
Dalam kesempatan lain, Imam al-Qurthubi mengatakan bahwa Harut dan Marut itu diturunkan untuk mengajarkan kepada manusia larangan melakukan sihir. Keduanya mengatakan: “Janganlah kalian melakukan ini, jangan melakukan itu”, dan seterusnya.
Syaikh Thanthawi, rahimahullah, Syaikhul Azhar sebelumnya, dalam tafsirnya at-Tafsîr al-Wasîth menuturkan: “Jumhur mufassirin berpendapat bahwa kedua malaikat itu adalah dalam pengertian sebenarnya malaikat. Keduanya diturunkan oleh Allah untuk mengajarkan sihir kepada manusia sebagai ujian dan cobaan. Hal ini untuk menolak anggapan tukang sihir saat itu yang mengatakan bahwa para nabi itu dusta, juga mereka memengaruhi dan mengajak orang-orang saat itu untuk menyembah selain Allah. Kemudian Allah mengutus dua malaikat yang bernama Harut dan Marut.
Hanya saja, keduanya tidak mengajarkan sihir kepada siapa pun kecuali keduanya menasihati dengan mengatakan bahwa apa yang diajarkannya itu adalah bentuk sihir yang tujuannya sebagai ujian, untuk memisahkan mana yang mengikuti kemaksiatan sehingga ia sesat dibuatnya, dan mana yang meninggalkan kemaksiatan sehingga ia berada dalam petunjuk dan cahaya dari Allah. Di samping itu juga untuk menampakkan perbedaan yang nyata antara mukjizat dengan sihir”.
Kemudian perlu disampaikan juga, riwayat-riwayat yang berkaitan dengan kisah Harut dan Marut ini sangat banyak. Riwayat-riwayat dimaksud datang bukan dari Rasulullah saw, akan tetapi dari para tabi’in, seperti Mujahid, Hasan Bashri, Qatadah dan lainnya. Tidak ada riwayat yang sahih yang langsung menyambung kepada Rasulullah saw.
Ada satu hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya yang bersambung kepada Rasulullah saw, hanya saja riwayatnya lemah, karena di dalamnya ada rawi bernama Musa bin Jubair, yang oleh para ulama hadis seperti Imam al-Haitsami dalam Majmauz Zawâid dinilai sebagai rawi daif. Terlebih, menurut para ulama, riwayat-riwayat seputar kisah Harut dan Marut yang banyak disebutkan dalam kitab-kitab tafsir seperti dalam Tafsir at-Thabari adalah berita-berita Israiliyyat yang tertolak.
Mengakhiri pembicaraan Harut Marut ini, ada perkataan Ibnu Katsir dalam tafsirnya ketika menafsirkan surat al-Baqarah ayat 102 di atas. Ibnu Katsir mengatakan: “Kisah Harut dan Marut banyak diriwayatkan kisahnya dari sekelompok tabi’in seperti Mujahid, as-Suddy, al-Hasan al-Bashri, Qatadah, Abul ‘Âliyyah, az-Zuhry, ar-Rabi’ bin Anas, Muqatil, Ibnu Hayyan dan yang lainnya. Demikian juga, kisahnya banyak diceritakan oleh para mufassir, baik yang terdahulu ataupun yang belakangan. Kesimpulannya, semua kisah secara teperincinya merupakan kisah-kisah Bani Israil, karena tidak ada satu pun hadis Marfu’ yang sahih yang bersambung sanadnya kepada Rasulullah saw yang menceritakan akan hal itu. Sedangkan Al-Quran menceritakan kisahnya secara global, tanpa penjelasan yang panjang. Karena itu, kami mengimani apa yang ada dalam Al-Quran menurut kehendak Allah, dan hanya Allah yang lebih mengetahui hakikat sebenarnya.

sumber: penerbitzaman/disarikan dari Ust. Aep Saepulloh D., MA

Tanda Orang yang Meninggal dengan Khusnul Khatimah

SETIAP ada kehidupan pasti ada kematian. Begitupun dengan yang bernyawa pasti akhirnya akan mengalami kematian. Yang bernyawa pasti akan kembali lagi pada Allah SWT. Tuhan yang pertama kali menciptakan kita. Di akhir kematian nanti hanya ada dua macam, yaitu secara khusnul khatimah (akhir yang baik) dan su’ul khatimah (akhir yang buruk). Semuanya itu tergantung kita saat dicabut nyawa nanti apakah kita sedang berbuat kebaikan atau malah keburukan. Jika kita memilih untuk meninggal secara khusnul khatimah, artinya kita harus mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapinya. Maka dari itu, semoga kita termasuk ke dalam orang-orang yang meninggal secara khusnul khatimah, yaitu meninggal dengan salah satu cara yang menjadi tanda orang khusnul khatimah. Namun apa sajakah tanda orang yang meninggal secara khusnul khatimah? Berikut ini diantaranya:
1. Meninggal dengan mengucapkan syahadat (HR. Abu Daud).
2. Meninggal dalam keadaan sedang berkeringat (HR. Tirmidzi).
3. Meninggal pada waktu siang/malam jumat (HR. Tirmidzi).
4. Meninggal dalam keadaan mati syahid/terbunuh di medan perang di jalan Allah SWT (QS. 3: 169-171).
5. Mati di jalan Allah SWT (HR. Muslim).
6. Meninggal karena penyakit radang selaput dada (HR. Ahmad).
7. Meninggal karena penyakit tha’un (HR. Bukhari).
8. Meninggal karena sakit perut (HR. Muslim).
9. Meninggal karena tenggelam.
10. Meninggal karena tertimpa reruntuhan (HR. Bukhari dan Muslim).
11. Meninggal karena kehamilan disebabkan anak yang sedang dikandungnya (HR. Ahmad).
12. Meninggal karena membela agama/nyawa (HR. Bukhari).
13. Meninggal karena membela harta (HR. Abu Daud).
14. Meninggal karena terjangkit penyakit TBC (HR. Ath Thabrani).
15. Meninggal karena sedang berjaga di jalan Allah SWT.
16. Meninggal tatkala sedang beramal shaleh (HR. Ahmad).
17. Meninggal karena terbakar api (HR. Ahmad).


Tentu Syarat wajib nya adalah Orang Yg Telah Bersyahadad... Percaya Kepada Allah Swt sebagai Tuhan nya dan Nabi Muhammad Sebagai Utusan (Rasul ) Nya..

Inilah Penjelasan Hujan dalam al-Qur’an.....


HUJAN memiliki peranan penting bagi kehidupan semua makhluk hidup, termasuk manusia. Disebutkan pada beberapa ayat dalam Al-Qur’an mengenai informasi penting tentang hujan, kadar dan pengaruh-pengaruhnya.
Informasi ini, yang tidak mungkin diketahui manusia di zamannya, menunjukkan kepada kita bahwa Al-Qur’an adalah kalam Allah. Sekarang, mari kita kaji informasi-informasi tentang hujan yang termaktub di dalam Al-Qur’an.
Di dalam ayat kesebelas Surat Az-Zukhruf, hujan dinyatakan sebagai air yang diturunkan dalam “ukuran tertentu”. Sebagaimana ayat di bawah ini:
“Dan yang menurunkan air dari langit menurut ukuran (yang diperlukan), lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).” (QS. Az-Zukhruf, (43): 11)
“Ukuran” yang disebutkan dalam ayat ini merupakan salah satu karakteristik hujan. Secara umum, jumlah hujan yang turun ke bumi selalu sama. Diperkirakan sebanyak 16 ton air di bumi menguap setiap saat.
Jumlah ini sama dengan jumlah air yang turun ke bumi setiap detiknya. Hal ini menunjukkan bahwa hujan secara terus-menerus bersirkulasi dalam sebuah siklus seimbang menurut “ukuran” tertentu.
Pengukuran lain yang berhubungan dengan hujan adalah tentang kecepatan turunnya hujan. Ketinggian minimum awan adalah sekitar 12.000 meter. Ketika turun dari ketinggian ini, sebuah benda yang yang memiliki berat dan ukuran sebesar tetesan hujan akan terus melaju dan jatuh menimpa tanah dengan kecepatan 558 km/jam.
Tentunya, objek apapun yang jatuh dengan kecepatan tersebut akan mengakibatkan kerusakan. Dan ketika hujan turun dengan cara demikian, maka seluruh lahan tanaman akan hancur, pemukiman, perumahan, kendaraan akan mengalami kerusakan, dan orang-orang pun tidak bisa pergi keluar tanpa mengenakan alat perlindungan tambahan.
Terlebih lagi, perhitungan ini dibuat untuk ketinggian 12.000 meter, faktanya terdapat awan yang memiliki ketinggian hanya sekitar 10.000 meter. Sebuah tetesan hujan yang jatuh pada ketinggian ini tentu saja akan jatuh pada kecepatan yang mampu merusak apa saja.
Namun tidak demikian terjadinya, dari ketinggian berapapun hujan itu turun, kecepatan rata-ratanya hanya sekitar 8-10 km / jam ketika mencapai tanah. Hal ini disebabkan karena bentuk tetesan hujan yang sangat istimewa.
Keistimewaan bentuk tetesan hujan ini meningkatkan efek gesekan atmosfer dan mempertahankan kecepatan tetesan-tetesan hujan ketika mencapai “batas” kecepatan tertentu.
Tak hanya itu saja “pengukuran” tentang hujan. Contoh lain misalnya, pada lapisan atmosferis tempat terjadinya hujan, temperatur bisa saja turun hingga 400 0C di bawah nol. Meskipun demikian, tetesan-tetesan hujan tidak berubah menjadi partikel es. Jika hal ini tentunya akan menjadi ancaman mematikan bagi semua makhluk hidup di muka bumi.
Alasan tidak membekunya tetesan-tetesan hujan tersebut adalah karena air yang terkandung dalam atmosfer merupakan air murni. Sebagaimana kita ketahui, bahwa air murni hampir tidak membeku pada suhu yang sangat rendah sekalipun.
Bagaimana hujan terbentuk tetap menjadi misteri bagi manusia dalam kurun waktu yang lama. Hanya setelah ditemukannya radar cuaca, barulah dapat dipahami tahap-tahap pembentukan hujan.
Pembentukan hujan terjadi dalam tiga tahap. Pertama, “bahan baku” hujan naik ke udara. Kemudian terakumulasi menjadi awan. Akhirnya, tetesan-tetesan hujan pun muncul.
Tahap-tahap ini secara terperinci telah tertulis dalam Al-Qur’an berabad-abad tahun lalu sebelum informasi mengenai pembentukan hujan disampaikan:
“Allah, dialah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang di kehendakinya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal: lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka ketika hujan itu turun tentang hamba-hambanya yang di kehendakinya, tiba-tiba mereka menjadi gembira. “(QS. Ar-Rum, (40): 48)
Sekarang, mari kita lihat pada tiga tahap yang disebutkan dalam Al-Qur’an:
Tahap Pertama: “Allah, dialah yang mengirimkan angin …..”
Gelembung-gelembung udara yang tidak terhitung jumlahnya dibentuk oleh buih-buih di lautan yang secara terus-menerus pecah dan mengakibatkan partikel-partikel air tersembur ke udara menuju ke langit. Partikel-partikel ini-yang kaya dengan garam-kemudian terbawa angin dan bergerak ke atas menuju atmosfer. Partikel-partikel ini (disebut aerosol) membentuk awan dengan mengumpulkan uap air di sekelilingnya. Yang naik dari lautan sebagai tetesan-tetesan oleh sebuah proses yang dikenal dengan “Jebakan Air”.
Tahap Kedua: “….. lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang di kehendakinya, dan menjadi bergumpal-gumpal …..”
Awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekitar kristal-kristal garam atau partikel-partikel debu di udara. Karena tetesan-tetesan air di sini sangat kecil (dengan diameter antara 0,01-0,02 mm), awan mengapung di udara dan menyebar di angkasa. Sehingga langit tertutup oleh awan.
Tahap Ketiga: “…. lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka ketika hujan itu turun.”
Partikel-partikel air yang mengelilingi kristal-kristal garam dan partikel-partikel debu dan membentuk tetesan-tetesan hujan. Sehingga, tetesan-tetesan tersebut, yang menjadi lebih berat dari udara, meninggalkan awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.
Terlebih lagi, tahap-tahap tersebut dijelaskan dalam runtutan yang benar. Seperti halnya fenomena alam lain di dunia, lagi-lagi Al-Qur’an lah yang memberikan informasi yang paling tepat tentang fenomena ini.
Selain itu, Al-Qur’an telah memberitahukan fakta-fakta ini kepada manusia berabad-abad sebelum sains sanggup mengungkapkan.

Mengapa Isi Al-Quran Tidak Diurutkan Sesuai Waktu Turunnya Wahyu..?


KITAB suci Al-Quran, adalah pedoman hidup utama bagi umat islam. Al-Quran adalah firman Allah yang turun kepada Nabi Muahammad SAW, melalui malaikat Jibril. Turunnya Al-Quran berlangsung berangsur-angsur, dalam dua periode perjalanan hidup Rasulullah yaitu ketika di Mekkah dan di Madinah. Surat pertama yang turun adalah Al-‘Alaq yang turun ketika di gua Hira.
Namun mengapa pada saat ini, urutan surat dalam Al-Quran dimulai dari surat Al-Fatihah, bukan Al-‘Alaq? Berikut alasannya:
Pertama,Al-Qur’an diturunkan ke dunia melalui dua tahap: Tahap pertama, diturunkan sekaligus dari “lauhil mahfudz” ke “baitul izzah” di langit dunia sebagaimana susunan yang telah ditetapkan oleh Allah. Tahap kedua, diturunkan dari langit dunia kepada Rasulullah SAW, secara berangsur-angsur sesuai dengan sebab kejadiannya. Tetapi susunan ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang ada sekarang, itu memang bukan menurut sejarah turunnya, melainkan atas dasar perintah Allah sama dengan susunann Al-Qur’an yang di “lauhil mahfudz”.
Imam Ahmad, meriwayatkan bahwa setiap kali turun ayat, Rasulullah s.a.w. memerintahkan para penulis wahyu, seraya bersabda “letakkan ayat ini setelah ayat ini di surat ini” (Musnad Imam Ahmad: Jilid:1, hal:57). Banyak riwayat yang menegaskan bahwa Rasulullah mengimami shalat, dengan membaca Al-Qur’an sebagaimana susunan ayat yang ada. Atas dasar ini ijma’ ulama menegaskan bahwa susunan ayat-ayat Al-Qur’an murni dari Allah tanpa campur tangan siapapun.
Begitu juga susunan surah-surah dalam Al-Qur’an, sekalipun ada perbedaan pendapat, tetapi pendapat yang paling kuat adalah bahwa susunan surah-surah itu berdasarkan wahyu dari Allah SWT, bukan ijtihad para sahabat. Pendapat ini didukung dengan banyak riwayat yang sahih, seperti keterangan bahwa Rasulullah sering membaca dalam shalatnya, beberapa surah secara berurutan seperti susunan yang ada.
Rasulullah SAW sebagaimana riwayat Imam Bukhari – setiap tahun dua kali menyetor hafalan Al-Qur’an dari awal sampai akhir, kepada Malaikat Jibril. Setoran ini tentu secara berurutan sesuai dengan susunan yang ada. Ini juga diperkuat dengan ijma’ para sahabat dan kesepakatan jumhurul ulama (mayoritas ulama) terhadap susunan Al Qur’an ada sekarang adalah merupakan bukti yang menguatkan bahwa susunan surah-surah berdasarkan wahyu (lihat fadhailul Qur’an, libni katsir, 86).
Kedua, mengenai pengelompokan ayat dalam setiap surat sesuai dengan riwayat Imam Ahmad di atas tentu juga berdasakan wahyu. Bagitu juga nama-nama surah, semuanya sesuai dengan petunjuk wahyu. Demikian pula waqaf per ayat, tidak bisa diketahui kecuali melalui wahyu.
Adapun penentuan juz-juz Al-Qur’an yang tiga puluh jumlahnya, itu bukan dari Sahabat Utsman, karena mushhaf utsmani (Al-Qur’an yang ditulis di zaman Utsman) tidak terdapat juz-juz tersebut. Melainkan dari para ulama, dengan maksud untuk mempermudah. Sekalipun dalam hal ini para ulama berbeda pendapat antara boleh dan tidak, namun kemudian dianggap boleh-boleh saja, selama tidak merusak susunan Al-Qur’an yang asli.
Ketiga, penentuan suatu ayat dimansukh dengan ayat lainnya, itu tidak melalui ijtihad, melainkan melalui tiga hal berikut:
(1). Penegasan dari Nabi SAW atau sahabat r.a. Seperti hadits : ” aku dulu pernah melarangmu melakukan ziarah ke kuburan, maka sejak ini silahkan lakukan ziarah kubur tersebut “.
(2). Kesepakatan umat bahwa ayat ini nasikh dan yang satunya mansukh.
(3). Mengetahui sejarah turunnya, maka yang diturunkan lebih dahulu itulah yang mansukh..

Demikian wallahu a’lam bissawab..

Kenyataan Ilmiah dalam Al-Qur’an, Remuknya Semut..

SEMUT merupakan salah satu makhluk hidup yang terbilang begitu kecil, tapi memiliki kekuatan yang sangat besar. Namun demikian, sekuat apapun semut ia tetap bisa remuk, apabila ada benda yang jauh lebih besar dari tubuhnya. Dan remuknya semut ini ternyata telah Allah sampaikan melalui kitab suci al-Qur’an. Lebih mengejutkan lagi, para ilmuwan yang baru menelitinya membenarkan akan hal itu.
Para ilmuwan baru-baru ini menemukan bahwa tubuh semut ditopang oleh kerangka tulang luar yang kokoh. Dan kerangka tersebut berfungsi untuk melindungi dan mendukung tubuhnya yang rapuh. Lapisan luar yang kokoh ini tidak fleksibel dan karena itu ketika mendapat tekanan, ia akan hancur seperti halnya kaca.
Kenyataan hancurnya tubuh semut ini baru ditemukan pada masa sekarang ini. Padahal al-Qur’an telah menyatakannya 14 abad silam dalam firman Allah yang menceritakan tentang serangga kecil ini.
“Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut, “Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak (dihancurkan) oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari,” (QS. An-Naml: 18).
Atat ini menggambarkan sedemikian telitinya tentang kenyataan ilmiah ini. Subhanallah bukan? Begitu besarnya kebenaran al-Qur’an. Namun, banyak dari kita yang tidak menyadari akan hal itu. Maka dari itu, janganlah kita ragu lagi tentang kebenaran dari isi kandungan al-Qur’an. Karena telah banyak bukti yang nyata yang menujukkan kebenarannya. Banggalah wahai kaum Muslimin, karena kalian memiliki pedoman yang insya Allah akan memberikan jalan keselamatan.

Ketika Al-Quran Menjelaskan Soal Awan Tebal dan Kilat..

PARA ilmuwan telah menunjukkan bahwa awan di langit beratnya itu jutaan ton. Tentunya sangat berat. Sekarang mereka bertanya-tanya, apa saja yang terkombinasi dalam awan ini dan siapa yang menghimpun partikel-partikelnya? Siapa juga yang membuat gabungan partikel ini yang berton-ton beratnya ini menggantung di langit tanpa terpencar dan buyar?
Penelitian telah membuktikan melalui pengamatan ilmiah bahwa kilat memerlukan awan tebal yang disebut Kumulus. Ini berarti bahwa kenyataan ilmiah mengatakan bahwa ada kaitannya antara awan tebal dengan terjadinya petir. Yang mengagumkan bagi kita adalah bahwa fenomena ini adalah persis seperti yang dinyatakan dalam Al-Quran.
“Dialah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia mengadakan awan tebal (mendung)”. Al-Ra`d 12
Ini merupakan salah satu mukjizat Al-Quran yang dapat dibuktikan kebenaran pada masa sekarang ini. Mahabenar Allah dengan segala firman-Nya..

Jumat, 19 Februari 2016

Siapa saja Orang yang Terbebas dari Pertanyaan Kubur?

SETELAH manusia meninggal nanti, ia mengalami kehidupan di alam kubur. Di dalam kubur itu, ia menunggu dibangkitkan sampai datangnya hari kiamat. Dan di alam kubur nanti ia akan ditanya oleh malaikat Munkar dan Nakir. Namun ternyata, ada beberapa golongan orang yang terbebas dari pertanyaan di dalam kubur. Berikut ini uraiannya.
1. Orang yang mati syahid
Dari Rasyid bin Sa’ad, dari beberapa sahabat nabi, disebutkan bahwa ada seseorang yang bertanya pada Nabi Muhammad SAW.
“Wahai Rasulullah SAW, mengapa orang-orang beriman akan diuji dalam kubur, kecuali para syuhada?” Beliau menjawab, “Kilatan pedang yang berkelabat di atas kepala mereka sudah cukup menjadi ujian bagi mereka.”
2. Ribath (berjaga di tapal batas wilayah muslim untuk mencegah serangan musuh) di jalan Allah
Salman mengatakan, ia mendengar Rasulullah SAW bersabda,
“Ribath sehari semalam lebih baik dari puasa dan shalat malam sebualan. Kalau seseorang mati dalam kondisi seperti ini, amalnya akan mengalir dan dicurahkan rizki atasnya serta dijamin bebas dari ujian (kubur).”
3. Meninggal dikarenakan sakit perut
Abu Ishaq As-Syu’aiby berkata, Sulaiman bin Shord berkata kepada Khalid bin Urfathah atau sebaliknya, Khalid berkata kepada Sulaiman,
“Apakah kamu mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Barangsiapa meninggal karena sakit perut, tidak akan diazab dalam kuburnya’.” Salah seorang dari mereka menjawab, ‘Ya’.”
4. Bacaan surat Al-Mulk
Rasulullah SAW bersabda, “Surat tabarak akan mencegah azab kubur.”
5. Meninggal pada hari Jum’at
Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada seorang Muslim yang meninggal pada hari Jum’at atau malam jumat kecuali Allah pasti akan menjaganya dari fitnah kubur.”

Ingin Tergolong Sebagai Ahli Surga? Baca Raja Istighfar Ini Tiap Hari!!!

Istighfar adalah bacaan untuk meminta ampun pada Allah SWT. Kaum muslimin dianjurkan untuk sering-sering beristighfar. Sebagai bentuk pengakuan atas kesalahan dan dosa yang telah dilakukan sekaligus mengharap ampunan dari Allah SWT..
Bacaan istighfar yang sering dibaca adalahAstaghfirullahyang berarti saya memohon ampun pada Allah. Namun, Rasulullah SAW telah memberitahukan pada kita bacaan istighfar yang paling utama. Nabi menyebutnya sebagai Sayyidul Istighfar atau Raja Istighfar.
Dalam sebuah hadits shahih riwayat Syaddad bin Aus radhiallahu 'anhu, Bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa salam bersabda:
"Sayyidul Istighfar adalah bacaan:
Kemudian beliau menyebutkan keutamaannya:
Barangsiapa yang membaca do'a ini dengan penuh keyakinan di sore hari, kemudian dia mati pada malam harinya maka dia termasuk ahli surga. Dan barangsiapa yang membacanya dengan penuh keyakinan di pagi hari, kemudian dia mati pada siang harinya maka dia termasuk ahli surga." (HR. Bukhari)
Masyaallah.. Betapa Allah Maha Pemurah.. Surga dijanjikan bagi kaum muslimin yang membaca bacaan sayyidul istighfar ini baik di siang hari maupun malam hari. Tentunya harus penuh dengan keyakinan, Seperti yang telah disabdakan oleh Rasulullah SAW.
Agar bisa memberikan pemahaman yang dalam dan keyakinan yang baik tentang bacaan Raja Istighfar tentunya seseorang harus mengetahui arti atau terjemahnya, Berikut adalah bacaan Sayyidul Istighfar dan terjemahannya:
Ya Allah! Engkau adalah Tuhanku, Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau. Engkaulah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau
Semoga kita bisa merutinkan untuk membacanya dalam keadaan apapun.. Saat sedang sedih, galau.. Setiap selesai sholat fardhu atau mungkin ketika sedang Qiyamullail atau berdoa setelah sholat Tahajud. Insyaallah setelah membaca doa dan mengaplikasikan isinya dalam kehidupan, hati akan menjadi tenang, semua urusan menjadi lapang dan yang lebih utama adalah dikelompokkan sebagai Ahli syurgaNya, Sesuai dengan apa yang telah disabdakan Rasulullah SAW.

Amiin

Yuk, sebarkan info ini.. Insyaallah bernilai pahala..

Inilah 4 Golongan yang Tidak Mencium Bau Surga..

Ilustrasi

SURGA adalah tempat di akhirat yang dalam Al-Qur’an Allah SWT gambarkan sebagai tempat yang luar biasa indah. Dan, setiap makhluk yang beriman kepada Allah SWT pasti berharap untuk meninggalinya ketika mereka sampai pada kehidupan abadi di akhirat kelak. Melalui Al-Qur’an
Allah SWT telah menjanjikan kenikmatan tiada tara dan tak bisa terjangkau oleh bayangan manusia. Namun untuk menggapai surga itu, ada harga yang harus kita bayar yaitu ibadah dan amal kebajikan. Dan bagi mereka yang tak pernah beribadah, tak akan sampai ia pada surga bahkan mencium bau surga pun ia tak bisa.
“Ada empat golongan manusia. Mereka tak akan dapat bau surga. Padahal bau surga itu dapat dirasa sejarak lima ratus tahun perjalanan lamanya. Merekalah orang-orang yang pelihara kekikiran, orang yang suka menyebut-nyebut pemberian, peminum minuman memabukkan, anak yang pada orang tua ia durhaka.”
Jika seseorang memakai parfum, kita akan mencium bau wanginya bila berada di dekatnya. Apabila agak jauh darinya, bau harum tidak akan tercium. Bila ingin kita menikmati bau harumnya maka kita harus dekat-dekat dengan dirinya. Itu sudah sesuatu yang wajar.
Surga adalah bagaikan seorang wanita yang memakai parfum dengan bau yang sangat harum. Keharuman surga tercium hingga jarak yang sangat jauh. Kita tidak dapat membayangkan berapa jauhnya jika disebutkan lima ratus perjalanan. Kalau manusia tidak mampu mencium bau harumnya surga, seberapa jauh dari surga sebenarnya dia berada.
Mengapa ada manusia yang demikian jauhnya dari surga? Surga seperti juga wanita cantik berbau harum tersebut, tidak mau dekat-dekat dengan mereka yang tidak disukainya. Misalnya, wanita tersebut tidak suka dengan perokok. Maka ia akan berada jauh dari si perokok tersebut. Surga akan menjauh dari orang yang dibencinya. Atau orang yang dibencinya akan dijauhkan Allah SWT dari surga. Siapa saja sebenarnya manusia yang dibenci surga sehingga mereka harus jauh-jauh dari surga yang untuk mencium baunya saja harus berjalan selama lima ratus tahun?
Merekalah orang yang selalu kikir. Tidak punya sifat kedermawanan sama sekali. Kekikirannya dipelihara malah dari waktu ke waktu ditingkatkan.
Juga orang yang tidak ikhlas dalam melakukan pemberian. Ketidak ikhlasannya diwujudkan dengan selalu menyebut dan mengungkit-ngungkit pemberian yang telah dia lakukan baik kepada orang lain maupun orang yang diberinya.
Kemudian orang yang hobi minum. Sudah jelas mulut mereka bau, otak mereka kacau dan bicaranya ngelantur. Jangankan surga, wanita di dunia saja akan takut dan menjauh terhadap pemabuk seperti itu.
Terakhir adalah anak yang durhaka kepada orang tuanya. Anak seperti ini memang keterlaluan dan sudah selayaknya dijauhkan dari surga. Anak yang tak tahu balas budi, sudah susah payah dihidupi dan dibesarkan malah mendurhakai. Allah SWT akan marah karena keridhaan-Nya adalah keridhaan orang tua. Anak yang durhaka tidak akan mendapat keridhaan Allah SWT. Artinya, tidak akan mendapatkan surganya. Semoga Allah SWT selalu meridhai ibadah kita agar kita tidak termasuk dalam keempat golongan ini.

Selasa, 16 Februari 2016

Inilah Yang Terjadi Saat Malam Pertama Di Alam Kubur..


Semuanya terasa gelap, mencekam dan sunyi. Namun penggambarannya juga masih belum begitu jelas karena seolah-olah semua hampa dan asing.
Kumpulan Misteri kali ini menguraikan sebuah gambaran dari pengalaman pertama jasad yang bersemayam di tanah. Setelah menempuh kehidupan panjang sebagai manusia, kini jasadnya siap menyatu dengan bumi. Alam kubur adalah alam yang menyimpan banyak misteri dan rahasia.
Karena kebanyakan cerita yang tersiar masih simpang siur dan terkadang sulit dipercaya kebenarannya. Para pecinta kumpulan misteri pasti selalu penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi saat jenazah sudah dikuburkan. Cerminan bayangan-bayangan tentang siksa kubur yang mengerikan pun saling melintas berbaur dengan ingatan masa kecil yang dikisahkan oleh para guru agama.
Malam Pertama di Alam Kubur
Isakan tangis dari anggota keluarga yang mengantar jenazah, serta suasana senyap di antara pepohonan di area pekuburan membuat situasi bercampur haru dan mencekam.
Tepat selepas langkah terakhir pengantar jenazah meninggalkan makam, apakah yang terjadi? Menurut sabda Nabi, alam kubur merupakan alam pertama dari akhirat. Inilah tempat pertama dari manusia setelah meninggal dan menunggu hari pembalasan tiba kelak.
Dalam syariat Islam, jenazah harus segera dikuburkan setidaknya sebelum azan Ashar berkumandang. Di beberapa tempat malah bisa segera dimasukkan ke liang lahat asalkan sebelum tengah malam.
Selama hidupnya, seseorang mungkin dibuai oleh popularitas dan kekayaan. Tapi ketika ajal sudah menjemput, satu-satunya yang tersisa adalah amal perbuatannya.
Menurut Hadis Nabi, ada tiga hal yang menemani jenazah ke tempat peristirahatan terakhir, yaitu keluarga, harta benda, dan cerminan amal perbuatan. Namun dua hal pertama akan segera meninggalkannya di pemakaman. Selanjutnya adalah persiapan menyambut sepasang malaikat yang akan hadir ke kubur dan menanyakan beberapa hal.
Itulah siksa pertama dalam alam kubur. Dan amal perbuatan selama hidup di dunia akan menjadi pelindung bagi mayat tersebut. Lalu, apa sajakah yang ditanyakan oleh kedua malaikat tersebut? Dan bagaimana sesosok mayat akan menjawab setiap pertanyaan yang disampaikan?
Interogasi Malaikat
Sepasang malaikat itu adalah Munkar dan Nankir yang memang mengemban tugas sebagai interogator di alam kubur. Tepat ketika mereka datang, roh akan kembali ke jasad untuk menjawab daftar pertanyaan mereka. Kedua malaikat itu akan mendudukkan sosok mayat dan mulai melontarkan pertanyaan.
Pertanyaan pertama adalah mengenai Tuhan. Jasad akan ditanyai, siapa Tuhan-nya. Kalau tak bisa menjawab, jasad akan disiksa dengan perih. Pertanyaan kedua adalah tentang agama.
Apa agama dari sang jasad? Kalau masih tidak bisa menjawab, jasad akan kembali didera siksaan.
Pertanyaan ketiga adalah tentang nabi. Siapa nabi dari sang jasad? Jika masih tak bisa menjawab, siksaan akan kembali diberikan.
Jika ketiga pertanyaan tersebut tak terjawab, maka akan terasa hawa panas dari neraka beserta racunnya. Lalu muncullah sesosok pria yang berbau busuk, berbaju compang camping, dan wajahnya sangatlah buruk. Siapakah dia? Tak lain adalah amal perbuatan buruk dari sang jasad itu sendiri.
Amal buruknya telah berubah menjadi sosok buruk rupa berbau busuk yang sebenarnya adalah perwujudan dari sang jasad itu sendiri. Dan neraka telah menunggu kehadiran sang jasad.
Selama menunggu hari pembalasan itulah, sang jasad akan berkali-kali menderita siksa kubur yang teramat pedih dan tak pernah terbayangkan sebelumnya.
Berbeda kalau semasa hidup sang jasa berbuat cerminan amal baik dan bisa menjawab tiga pertanyaan tersebut. Kepadanya dijanjikan surga dan tempat yang nyaman selama di alam kubur.
Periodesisasi Malam di Alam Kubur
Ada rentang waktu tertentu dari sosok jenazah yang telah menetap di alam kubur. Hitungannya mulai dari malam pertama hingga dua puluh lima tahun setelahnya. Sangat panjang bukan? Bahkan semalam di alam kubur pastilah terasa sangat lamanya.
- Malam Pertama
Jasad sebenarnya mulai membusuk. Dan bagian tubuh yang pertama kali membusuk adalah perut dan kemaluan. Itulah alasan semasa hidup setiap manusia seharusnya menjaga dua bagian tubuh tersebut. Jasad juga mulai berubah warnanya menjadi agak hijau dan cenderung gelap.
- Malam Kedua
Malam berikutnya, organ dalam tubuh mulai membusuk seperti lambung, paru-paru, hati dan limpa.
- Malam Ketiga
Malam ketiga ialah malam ketika jasad mulai mengeluarkan bau busuk.
- Setelah Tujuh Hari
Wajah jasad akan mulai membengkak dan terlihat jelas di bagian pipi serta kedua mata.
- Sepuluh Hari Pertama
Tubuh akan semakin membusuk.
- Setelah Dua Minggu
Perlahan-lahan, rambut jasad mulai rontok dan terurai bersama tanah.
- Lima Belas Hari
Jasad akan mulai dikerubuti hewan-hewan tanah seperti ulat.
- Enam Bulan
Daging telah menyatu dengan tanah dan hanya menyisakan sedikit. Cuma tersisa tulang dan rangka dari jasad tersebut.
- Dua Puluh Lima Tahun
Kerangka akan meninggalkan satu biji dengan tulang yang sangat kecil.

Semoga bermanfaat dan Menambah Ke Imanan..